PR BEKASI - Polemik pencopotan baliho-baliho yang menunjukkan sosok Habib Rizieq Shihab oleh Pangdam Jaya Dudung Abdurachman nampaknya telah menuai berbagai respons dari lapisan masyarakat.
Hal itu disebabkan, karena aksi Dudung belakangan ini dinilai telah melangkah ke ranah politik warga sipil yang terlalu jauh.
Membahas tentang politik di Indonesia, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut bahwa media sosial (medsos) bisa dijadikan alat untuk komunikasi politik.
Hanya saja, menurutnya cara penggunaannya bisa berdampak buruk bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca Juga: Nilai Ucapan JK Berlebihan, Ferdinand Hutahaean: Adanya Kelompok yang Kecewa Kalah di Kontestasi
Oleh karena itu, Hadi Tjahjanto meminta negara perlu mengatur kehidupan dunia maya karena sudah menjadi wadah dan tempat baru dalam kehidupan sosial.
"Negara perlu atur kehidupan dunia maya, terlebih disadari bahwa dunia maya punya implikasi serupa dunia nyata, bahkan lebih luas. Semua yang ada di dunia nyata ada di dunia maya," sambungnya.
Marsekal Hadi Tjahjanto juga menilai karena dunia maya memiliki kelebihan yaitu kecepatan dan kemudahan, hal ini bisa berdampak lebih masif kepada masyarakat daripada dunia asli.
Misalnya, Hadi mencontohkan bagaimana dunia maya mampu melahirkan dunia elektronik, seperti e-commerce, e-government, dan alat diskusi online atau dalam jaringan yaitu webinar.