Dari rumah itulah para anggota muda dilatih bela diri dan persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP.
Para kader baru JI yang umumnya anak-anak muda cerdas dari beberapa pondok pesantren (ponpes) tersebut direkrut secara profesional.
Baca Juga: PBNU Catat 234 Kiai dan Tokoh NU Meninggal Dunia Selama Pandemi Covid-19 Mewabah di Tanah Air
Target jaringan tersebut mendapatkan anak cerdas dengan peringkat satu hingga sepuluh di Ponpesnya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.
"Tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa. Total 95 orang yang sudah dilatih dan terlatih. Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang," tutur Argo Yuwono.
"Termasuk juga menggunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap (Penyergapan) yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus," sambungnya.
Baca Juga: Kemanjuran Vaksin Sinovac Capai 50 hingga 90 persen saat Diuji Coba di Brasil
Total sudah tujuh angkatan sebanyak sembilan puluh enam anggota muda yang dilatih di sejumlah sasana yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
"Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI)," katanya.
Selama proses perekrutan dan pelatihan tersebut, sudah banyak anggota JI yang dikirim ke Suriah sejak 2013-2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh jaringan tersebut.***