Berani Tantang Gus Yaqut Debat Soal Populisme Islam, Gus Mis: Fadli Zon Ini Sepintar Apa Sih?

- 29 Desember 2020, 10:27 WIB
Gus Mis (kanan) mempertanyakan kadar kepintaran Fadli Zon (kiri) karena berani mengajak debat Gus Yaqut.
Gus Mis (kanan) mempertanyakan kadar kepintaran Fadli Zon (kiri) karena berani mengajak debat Gus Yaqut. /Kolase foto/Instagram.com/@fadlizon/Twitter.com/@zuhairimisrawi

PR BEKASI - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut terkait populisme Islam.

Fadli Zon bahkan menantang Gus Yaqut untuk berdebat di ruang publik untuk membahas apa itu populisme dan populisme Islam.

"Ayo kita berdebat di ruang publik apa itu 'populisme', 'populisme Islam' dan apa urusannya Menag ngurusi ini. Apa tupoksinya?," cuit Fadli Zon di Twitter, Minggu, 27 Desember 2020.

Menanggapi hal tersebut, Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi atau akrab disapa Gus Mis justru mempertanyakan kadar kepintaran Fadli Zon.

Baca Juga: 15 Ucapan Selamat Tahun Baru 2021 Penuh Makna, Cocok Dikirim via WhatsApp, Twitter, dan Instagram 

Menurutnya, pernyataan Fadli Zon yang menantang Gus Yaqut berdebat, justru menunjukkan bahwa dirinya yang sama sekali tidak mengerti apa itu populisme Islam.

"Fadli Zon ngajak berdebat dengan Menag @YaqutCQoumas tentang Populisme Islam. Fadli Zon ini sepintar apa sih? Kelihatan sekali dia ini tidak mengerti Populisme Islam," cuit Gus Mis di Twitter, Senin, 28 Desember 2020.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menggelar silaturahmi bertajuk "Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan" dengan tokoh lintas agama di Mapolda Metro Jaya, Minggu, 27 Desember 2020.

Dalam acara itu, Gus Yaqut mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan agama sebagai inspirasi bukan sebagai aspirasi.

Baca Juga: Tegaskan Tak Akan Bentuk TGPF dalam Penembakan Laskar FPI, Mahfud MD: Kita Serahkan ke Komnas HAM 

"Saya mengajak kita semua menjadikan agama sebagai inspirasi bukan sebagai aspirasi. Itu apa artinya? Yang paling sederhana adalah kita belakangan ini merasakan sudah ada yang berusaha menggiring agama menjadi norma konflik," kata Gus Yaqut, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Selasa, 29 Desember 2020.

Gus Yaqut lantas menjabarkan apa itu populisme Islam.

"Dijadikan norma konflik itu dalam bahasa yang paling ekstrem, siapa pun yang berbeda dengan dia dan keyakinannya maka dia dianggap lawan, dia dianggap musuh, karena namanya musuh, namanya lawannya, harus diperangi, kalau istilah kerennya Mbak Lisa ini 'Populisme Islam'," tuturnya.

Oleh karena itu, Gus Yaqut berharap populisme Islam tidak berkembang luas, agar segala hal yang mengancam tenun kebangsaan dan kebhinekaan bisa ditekan sedini mungkin.

Baca Juga: Tiba-tiba Pamer Foto Wajah dan Leher Bengkak, Audi Marissa Khawatirkan Kondisi Bayi di Perutnya 

"Saya tidak ingin, kita semua tidak ingin, 'Populisme Islam' ini berkembang luas sehingga kita kewalahan menghadapinya, maka di pidato pertama itu saya sampaikan mari kita semua menjadikan agama sebagai inspirasi bukan sebagai aspirasi," kata Gus Yaqut.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah