Yakini Perubahan Dunia Dimulai dari Suriah, Pimpinan JI: Kami Mengurus Semua Kebutuhan Jihad

- 4 Januari 2021, 17:14 WIB
Pimpinan Teroris Jamaah Islamiyah, Para Wijayanto.
Pimpinan Teroris Jamaah Islamiyah, Para Wijayanto. /Dok. PMJ News/

PR BEKASI - Jamaah Islamiyah dikenal sebagai kelompok teroris yang masih ditemukan di Tanah Air. Beberapa waktu lalu Polisi sempat mengungkap keberadaan kelompok teroris tersebut.

Dikabarkan bahwa Kelompok Jamaah Islamiyah itu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anggotanya.

Fasilitas tersebut juga dianggao dapat mendukung kelompoknya dalam melakukan aksi teror.

Baca Juga: Prabowo Minta Masyarakat Tak Berdebat Soal Drone Asing, Ferdinand: Wajar Kinerja Bapak Dipertanyakan

Melalui Amir atau Pimpinannya Para Widjayanto juga menyediakan pusat pelatihan bela diri, penyergapan sampai menggunakan senjata dan merakit bom yang terletak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan bahaa Para Wijayanto pemimpin JI tahun 2008-2019. Para Wijayanto memiliki jabatan sebagai Koid Wakala atau coordinator wilayah, khususnya membangun wilayah Jawa Tengah.

Selanjutnya, pria inilah yang diketahui membangun konsepo baru JI setelah sempat fakum di tahun sebelumnya. Konsep tersebut untuk tetap survive dan tidak tertangkap serta membangun sistem baru.

Baca Juga: Kabarkan Kondisi Terkini Syekh Ali Jaber, Arie Untung: Kami Berupaya Meneruskan Hobi Beliau

"Amir (Pemimpin JI) Para Wijayanto inilah yang membuat konsep atau SOP baru di jaringan teroris Jamaah Islamiyah. Mereka membangun konsep bagaimana untuk tetap survive, tidak tertangkap dan sifatnya bertahan serta membangun sistem baru itu," kata Irjen Pol Argo Yuwono saat jumpa pers melalui Intagram Divisi Humas Polri, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News pada Senin, 4 Januari 2021.

Jenderal Bintang Dua ini juga mengatakan bahwa konsep baru JI itu juga menyasar ke Timur Tengah, khususnya ke tiga negara yakni Suriah, Palestina, dan Yordania.

Tidak hanya itu, kelompok ini pun mencari kader-kader terbaik untuk dilatih dan dikirim ke Suriah dan dua negara lainnya.

Baca Juga: Terpantau Stabil, Berikut Informasi Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat pada Awal Tahun Baru 2021

"Jadi JI yang dibangun disini ingin berkontribusi ke pada tiga negara ini. Karena itu membuat pelatihan dengan melatih bela diri. Pelatihan setingkat atlet nasional dan nantinya dikirim ke Suriah," kata Argo Yuwono.

Hal tersebut dibenarkan oleh Para Wijayanto. Pria yang ditangkap Tim Densus 88 Anti Teror Polri pada tahun 2019 lalu ini mengatakan, kalau dirinya menunjuk Karso yang menjadi tangan kanannya untuk melatih generasi muda JI untuk menjadi teroris dan mengirimnya ke Suriah.

"Saya memang ditugaskan untuk menguasai wilayah Jateng. Mulai dari perorangan sampai dengan membangun teretorial Jateng. Termasuk mencari dana dan juga memberi pelatihan kepada anggota sampai pengiriman ke Suriah," kata Para Wijayanto belum lama ini.

Baca Juga: Pakar Hukum Duga Pembubaran FPI karena Ahok Kalah, Refly Harun: Khawatir Kelompok Ini Terus Membesar

Ia mengungkapkan alasannya yakni untuk mengurus dan mendukung kebutuhan atas konteks 'jihad' yang dimaksud oleh dirinya.

"Kita juga mengurus dan mendukung kebutuhan jihad, mengurus jihad (Pelaku) sampai mengurus keluarga jihad (Keluarga Pelaku). Dan kita membantu kebutuhan Jihad dan juga membantu keluarga Jihad yang ditinggalkan," katanya.

"Saya Amir (Pimpinan) Jamaah Islamiyah 11 tahun (2008-2019). Kami juga membangun total amaliah sistem untuk mendukung perubahan-perubahan yang dimulai dari Suriah dan Yaman. Itu yang kami yakini," sambungnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Melambung, Mentan Beberkan Sulitnya Pengembangan Kedelai oleh Petani

Para Widjayanto mengatakan, di masa kepemimpinannya ia merubah sistem secara besar-besaran.

Ia melatih anggotanya untuk pandai bersilat dan untuk selanjutnya dikirim ke Suriah untuk berlatih militer hingga merakit bom.

"Kami yakin akan ada perubahan dunia yang dimulai dari Suriah. Karena itu kami ubah struktur, target kami mendukung Suriah dengan menyumbang anggota terbaik kami ke Suriah. Di sana bertukar ilmu, kami melatih silat (Bela Diri) dan anggota kami dilatih militer serta merakit bom dan gunakan senjata," kata Para Widjayanto.

Baca Juga: Perpendek Jarak Tempuh, KA Walahar Kembali Dioperasikan Setelah Sempat Vakum

"Kami mau kontribusi ke SAM (Suriah) Kemampuan bela diri dan kami kesana menjadi instruktur bela dirti anggota dari Timur Tengah. Dan anggota kami dilatih perang sampai merakit bom. SOP daerah konflik semua yang datang harus belajar. Kami berteman dengan para jihad yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Ketika ada tank, ajarkan masalah tank. Ketika bom kita ajarkan bom. Begitu terus." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah