Polri: Importir yang Timbun dan Mainkan Harga Akan Diproses Hukum

- 6 Januari 2021, 14:46 WIB
Pengecekan terhadap gudang penyimpanan kedelai impor.
Pengecekan terhadap gudang penyimpanan kedelai impor. /Antara/HO-Polri.

Baca Juga: Bantah Isu Tak Ada Formasi CPNS Bagi Guru, Nadiem: Ini Salah dan Tak Pernah Jadi Kebijakan Kemdikbud

"Bahwa pada 4 Januari 2021, kedelai masuk sebanyak 460,22 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 76 ton, sisa stok per 4 Januari sebanyak 384,22 ton. sisa stok pertanggal 5 Januari 2021 sebanyak 858,51 ton," kata Argo, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 6 Januari 2021.

Selanjutnya pemeriksaan berlanjut ke Daan Mogot, Kota Tanggerang, Banten. Argo menjelaskan dari pemeriksaan PT Sungai Budi tersebut ditemukan fakta bahwa pada 4 Januari 2021, kedelai masuk sebanyak 400 ton. Dari jumlah tersebut kemudian sebanyak 300 ton sudah siap didistribusikan ke konsumen, sehingga sisa stok saat ini per 5 Januari 2021 ada sebanyak 100 ton.

Sebelumnya para produsen tahu dan tempe melakukan aksi mogok. hal tersebut dikarenakan melonjaknya harga kedelai yang merupakan bahan baku dari pembuatan makanan tersebut. 

Baca Juga: Jawab Tantangan Presiden, Menkes Budi Upayakan Vaksinasi Covid-19 Rampung dalam Waktu Setahun

Kenaikan itu juga menyebabkan kelangkaan dari kedelai itu sendiri.

kenaikan dan kelangkaan kedelai diduga karena adanya oknum yang melakukan penimbunan terhadap bahan baku tahu dan tempe itu. 

kemudian, Polri bersama pemerintah berjanji untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam terkait kasus tersebut.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah