Kapten Vincent Raditya Beberkan Analisisnya Soal Jatuhnya Sriwijaya Air, Mungkinkah karena Sabotase?

- 13 Januari 2021, 17:54 WIB
Kapten Vincent Raditya yang juga YouTuber, berbicara soal kemungkinan jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air.
Kapten Vincent Raditya yang juga YouTuber, berbicara soal kemungkinan jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air. /YouTube/Vincent Raditya

PR BEKASI - Pilot Kapten Vincent Raditya mendapatkan banyak pertanyaan soal mungkinkah pesawat Sriwijaya Air dengan sengaja dijatuhkan, disabotase, atau di-hijack oleh seseorang.

Kapten Vincent Raditya dalam videonya yang kini menjadi trending YouTube #3, menunjukkan sebuah demonstrasi dengan simulator.

Dikatakan kapten Vincent Raditya bahwa dengan simulasi tersebut, akan lebih memberikan gambaran tentang apa mungkin bisa terjadi bila sengaja dijatuhkan.

Baca Juga: Jadi Sosok Tunggal Pilihan Jokowi, Benarkah Komjen Listyo Sigit Prabowo Disebut Dekat dengan Ulama?

Disampaikan juga kalau simulasi itu hanya sebagai referensi dan tidak bisa mendahului apa yang ada di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Cuma menurut saya penting untuk dibahas karena banyak yang bertanya-tanya. Saya akan berikan contoh apa yang terjadi di sini dan mungkin akan terlihat grafiknya di radar seperti apa jika seperti itu," kata kapten Vincent Raditya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Vincent Raditya pada Rabu, 13 Januari 2021.

Secara teknis, disampaikan kapten Vincent Raditya, pesawat yang terbang itu semakin tinggi kecepatannya maka radius putarannya semakin besar.

Hal itu akan membentuk profil yang khas di radar.

Baca Juga: Dapat Ancaman Santet Gegara Peran Erlangga di Ikatan Cinta, Kevin Hillers Jadi Parno ke Luar Rumah

Kemudian akan bisa dilihat, ketika pesawat sengaja dijatuhkan seperti apa profil yang ditampilkan di radar.

Dalam simulasi tersebut, kapten Vincent menerbangkan pesawat Boeing 737 engine, berbeda seri dengan pesawat Sriwijaya Air yang Boeing 737-500, hanya desainnya cukup similar. 

"Pesawat ini adalah pesawat yang lebih baru, untuk sistem navigasinya pun lebih baru. Jadi memang ketika sudah terbang akan langsung autopilot, satu menit atau dua menit setelah take off," ujarnya.

Vincent Raditya mengatakan, autopilot biasanya sudah dinyalakan untuk mengurangi beban load sebagai pilot karena kalau terlalu banyak terbang maka fokusnya terlalu banyak.

Baca Juga: Penyelam Temukan Gaun Pengantin hingga Seragam Diduga Milik Pramugari Maskapai Sriwijaya Air SJ182

Terutama ketika berada di ketinggian 0 sampai 10.000 kaki, itu termasuk yang krusial.

Kapten Vincent Raditya menjelaskan biasanya ketika pesawat di atas 10.000 kaki maka akan accelerateair speed-nya pun akan naik.

Saat itu simulasi dimulai sesuai dengan yang ditanyakan, autopilot pun dimatikan dan pesawat dicoba untuk disabotase.

Akan tetapi di dalam pesawat ada kapten yang akan melawan. Kontrol dari sabotase itu akan dilawan, 

"Artinya akan kuat-kuatan, walaupun begitu kita ikuti. Kalau ke kiri avoid ke kiri, ke kanan pun sama," ucapnya.

Baca Juga: Mengerikan! Akan Terjadi Perang Sipil Jika Trump Lakukan Ini, Mardigu: Kalau Perlu Anak STM Lapor Ya

Menurutnya, kemungkinan untuk menyabotase pesawat itu kecil, selain itu memerlukan waktu yang sangat lama.

Kemudian berdasarkan data ketika pesawat dipaksa turun untuk dijatuhkan dan dibelokan, hasilnya tidak dapat patah seperti yang terlihat di dalam flight radar.

Pesawat tetap melandai karena radius menjadi besar dan kecepatannya yang tinggi.

"Jadi menurut saya tidak masuk di akal kalau dipaksakan begini, dia perlu proses untuk menurunkan  pesawat. Selama kecepatan kita tinggi tetap akan landai. Yang pertama seorang kapten tidak akan mengizinkan pesawatnya dibajak," kata kapten Vincent Raditya.

Baca Juga: Akademisi Sebut Sikap Jokowi Jadi Motivasi Masyarakat Agar Tidak Takut Divaksinasi Covid-19

Dia menuturkan bahwa walaupun sudah berusaha dengan keras untuk mereplikasikan data dengan cara membelokkan sedikit ke kiri lalu menukik ke kanan.

Namun, dengan positive flight control terlihat bahwa ketika dicoba diturunkan air speed-nya akan naik, tikungan yang dihasilkan akan sangat landai.

Kesimpulan yang bisa dihasilkan adalah kecil kemungkinan apabila penerbangan dipaksakan dijatuhkan dengan sengaja dalam bentuk sabotase atau hijacking dalam bentuk apa pun.

"Sekali lagi ini hanya trial yang tidak berdasar, saya ingin mencoba bagaimana reaksi pesawat ketika dipaksa turun maka tidak akan sesuai dengan profil yang ada di flight radar," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Vincent Raditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x