Kagum dengan Ribka yang Vokal, Refly Harun: Itulah Dinamika Hubungan Politik Antara PDIP dan Jokowi

- 14 Januari 2021, 17:44 WIB
Sarjana Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Refly Harun.
Sarjana Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Refly Harun. /YouTube Refly Harun

PR BEKASi - Politisi sekaligus Anggota Komisi IX DPR dari PDIP Ribka Tjiptaning menduga cairan yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu, 13 Januari 2021 bukan vaksin buatan Sinovac.

“Bisa saja itu bukan Sinovac yang dikasih kan kita enggak tahu semuanya, jangan ada dusta di antara kita,” kata Ribka dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Lanjutan Komisi IX DPR RI.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Refly Harun kebingungan dengan keberanian politisi PDIP tersebut, namun ia menduga ini ada kaitannya dengan hubungan antara partai terbesar tersebut dengan Jokowi.

"Ribka yang berani vokal entah mau nembak ke mana dan rasanya, Ribka tidak mungkin seberani itu kalau tidak ada dukungan dari internal PDIP," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun, Kamis, 14 Januari 2021.

Baca Juga: Kecewa dengan Raffi Ahmad yang Keluyuran Usai Divaksin, Gus Umar: Harusnya yang Duluan Lucinta Luna

"Karena, itulah dinamika hubungan politik antara PDIP dan Presiden Jokowi, dan jangan lupa Presiden Jokowi tidak hanya menjalin aliansi dengan the ruling party PDIP dan Megawati, tapi juga ada tokoh-tokoh lain di seputar presiden Jokowi yang belum tentu cocok dengan PDIP dan Megawati," katanya.

Terlepas dari ada tidaknya permasalahan politik antara Jokowi dan PDIP, Refly Harun mengaku kagum dengan keberanian Ribka yang bisa dengan jamblang mengungkapkan hal tersebut.

"Luar biasa ya, ketika seorang Ribka yang tidak lain adalah anggota DPR dari the ruling party yang kemudian justru mencurigai apa yang disuntikan ke Presiden Jokowi," tuturnya.

Baca Juga: Beruntung Kenal Syekh Ali Jaber, Deddy Corbuzier: Beliau Sosok yang Luar Biasa dan Bisa Mendamaikan

Seperti yang telah diketahui, ucap Refly, bahwa polemik vaksin Sinovac saat ini tengah berkembang di masyarakat karena efikasinya atau tingkat kemanjurannya yang hanya sekitar 60 persen.

"Bahkan di Brasil sekitar 50 persen,artinya mereka yang divaksinasi Sinovac itu bukan jaminan dia tidak akan terkena Covid-19, artinya peluang untuk terkena Covid-19 masih ada 40-an persen," ucapnya.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan menurutnya adalah efek samping dari vaksin pabrikan China tersebut, kemudian ketergesa-gesaan pemerintah untuk mematenkan vaksin Sinovac di Indonesia.

"Kenapa pilihannya Sinovac yang kita tahu tingkat efikasinya justru lebih rendah dibandingkan vaksin lainnya, seperti Pfizer dan moderna. Ini kan jadi pertanyaan, jadi tidak heran dalam rapat dengar Ribka dengan berani mengatakan bahwa pemerintah tidak boleh berbisnis dengan masyarakat," tuturnya.

Baca Juga: Kenang Tausiah Syekh Ali Jaber yang Menyejukkan, SBY: Tutur Katanya Jauh dari Kebencian

"Jadi menarik sekali ketika Ribka mengatakan, belum tentu Sinovac atau kalaupun Sinovac maka sudah ada yang namanya perevention-nya, fasilitas RS, fasilitas kesehatan yang luar biasa, kalau terjadi apa-apa dengan Presiden Jokowi," ucapnya.

Oleh karena itu menurutnya percobaan pertama terhadap Presiden Jokowi tidak berarti apa-apa lantaran orang yang divaksinasi tersebut adalah orang dengan fasilitas kesehatan paling lengkap di seluruh Indonesia.

Kemudian jika berkaca dari pernyataan Ribka soal yang disuntikkan ke Jokowi mungkin bukan Sinovac, menurutnya tidak salah juga karena tidak pernah disampaikan dengan detail apa yang dimasukkan ke dalam tubuh orang nomor satu di Indonesia tersebut.

"Karena memang kalau tidak salah, tidak pernah dibilang bahwa Presiden Jokowi akan divaksin Sinovac, yang ada adalah Presiden Jokowi akan menerima vaksin pertama," tuturnya.

Baca Juga: Senang Gugatan RCTI Ditolak Mentah-mentah MK, Refly Harun: Nanti Saya Gak Bisa Live Streaming Lagi

Refly Harun juga menyoroti pernyataan Ribka soal masyarakat yang akan dapat vaksin versi termurah dan berbeda dengan yang didapat oleh Jokowi.

"Yang dipermasalahkan juga oleh Ribka adalah vaksinasi itu ada kategorinya, ada tingkatannya, ada harganya. Masalahnya adalah ketika diberikan gratis kepada masyarakat, apakah yang terbaik ataukah yang termurah, pastilah yang termurah, tidak mungkin yang terbaik kan," ucanya.

"Inilah yang barangkali, mohon maaf, kita juga tidak bisa mengklarifikasinya, tidak dicobakan kepada para pesohor termasuk Presiden Jokowi," katanya.

Menurutnya jika memang yang dikatakan Ribka benar maka apa yang disuntikkan kepada para pesohor termasuk Jokowi adalah vaksin yang terbaik.

Baca Juga: Pesan Syekh Ali Jaber untuk Putra Sulungnya Al Hasan Ali Jaber: Jaga Salat, Jaga Ibu Keluarga

"Apalagi dia contohkan vaksin-vaksin lainnya yang justru menyebabkan kematian, tentu saja orang akan khawatir dan takut," tuturnya.

Refly Harun pun berkesimpulan, jika bicara soal kepercayaan di pemerintahan Jokowi ini memang menurutnya agak sedikit aneh.

"Ketika yang ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan itu bukanlah seorang dokter atau tenaga medis atau orang yang berpengalaman di dunia kesehatan masyarakat, tetapi justru Banker," tutup Refly Harun.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x