PR BEKASI - Ketua Komite KAMI Ahmad Yani mengatakan bahwa untuk meraih suara dalam pemilihan partai nanti maka bagi Masyumi adalah melihat kembali ke belakang.
Politisi Partai Nasdem Akbar Faizal menanyakan kepada Ahmad Yani bagaimana Masyumi sebagai partai yang baru muncul akan bersaing untuk memperebutkan suara massa umat Islam, di tengah partai Islam lain yang terhitung banyak, dan memiliki pangsa pasar lebih dulu.
"Pertama memang harus kita lihat, kalau melihat segmentasi umat Islam ini kan harus lihat ke belakang. Masyumi pernah memenangkan pemilu tahun 1955, dari 15 dapil Masyumi memenangkan 10 dapil. Kursi sama dengan TNI, ketua penyelenggara pemilu Masyumi pada waktu itu, Pak Burhanuddin," kata Ahmad Yani.
Baca Juga: Tutup 1 Februari, Cara Daftar Akun LTMPT SNMPTN 2021 dan Verifikasi Data Siswa di portal.ltmpt.ac.id
Ahmad Yani mengungkapkan suara Masyumi saat itu mendekati angka 47 persen.
Lalu Masyumi mengalami fragmentasi tahun 1971, dan saat itu sudah ada partai Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Parmusi.
Ketika itu Masyumi tidak boleh kembali karena harapan dari order lama.
Partai Masyumi dipaksa bubar oleh Presiden Soekarno dengan prakarsa oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) saat itu.
Ahmad Yani menyampaikan Masyumi dibubarkan karena menentang revolusioner.