Pemimpin Yahudi Sebut Vaksin Covid-19 Bisa Ubah Jadi Gay, dr. Tirta: Semua Orang Bisa Klaim

- 26 Januari 2021, 17:37 WIB
dr. Tirta meluruskan klaim pemimpin yahudi soal vaksin covid-19 yang dapat merubah seseorang jadi gay.
dr. Tirta meluruskan klaim pemimpin yahudi soal vaksin covid-19 yang dapat merubah seseorang jadi gay. /Instagram @dr.tirta /Instagram @dr.tirta

PR BEKASI - Seorang pemimpin agama Yahudi dari sekte ultra-ortodoks Rabbi Daniel Asor di Israel menyerukan orang-orang agar tidak menggunakan vaksin Covid-19.

Menurutnya, vaksin Covid-19 memiliki kemungkinan dapat mengubah seseorang yang disuntik menjadi gay atau homoseksual.

Rabbi Daniel Asor mengeklaim, vaksin Covid-19 telah dibuat oleh para elite globalis yang mencoba membangun tatanan dunia baru.

Selain itu, ia juga menilai vaksin Covid-19 memberi dampak kecenderungan homoseksual karena menggunakan substrat embrionik.

Baca Juga: Tragedi Keracunan Gas Alam di Sumatra Utara, 5 Warga Tewas Salah Satunya Polisi  

"Setiap vaksin yang dibuat menggunakan substrat embrionik dan kami memiliki bukti bahwa hal ini dapat menyebabkan tendensi yang berseberangan," ujarnya dalam News 18.

Menanggapi hal tersebut, Tirta Mandira Hudi atau akrab disapa dr. Tirta mengatakan bahwa klaim tersebut tidak benar adanya.

"Gak benar, hoaks," kata dr. Tirta.

Dokter Tirta mengungkap, bahwa kaum anti-vaksin sudah ada semenjak dahulu kala ketika ilmu medis tengah berkembang.

"Jadi, emang dari dulu kaum anti-vaksin itu selalu ada," ucap dr. Tirta.

Baca Juga: Tak Pernah Mandi Selama 67 Tahun, Kakek Ini Dijuluki Pria Paling Kotor di Dunia 

Sebagai contoh, lanjut dr. Tirta, yakni ketika kemunculan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk mengurangi hingga mencegah risiko terjangkit kuman penyebab tuberkolosis (TBC).

"Jadi, gini saya luruskan. Kaum anti-vaksin itu sudah ada dari zaman Vaksin BCG yang awal mulanya ditemukan dari sapi. Jadi cacar sapi ceritanya, eh ternyata kalau dikenain virus cacar sapi orang jadi kebal. Anti vaksin kaum ortodok juga bilang 'eh lu kalau divaksin BCG jadi sapi'," ujar dr. Tirta.

Kemudian, isu vaksin Covid-19 produk Pfizer disebut-sebut dapat memperbesar penis pria sebesar 3 cm.

"Vaksin memperbesar penis tiga inci? Itu hoaks," tutur dr. Tirta.

Baca Juga: #PRMNSahabatUMKM: Spa Nyaman dan Aman Cukup di Rumah Lewat Jasa Alarizk Homespa

Walaupun terdapat obat viagra, kata dr. Tirta, tidak lantas vaksin Covid-19 produk Pfizer dapat memperbesar penis pada pria.

"Emang Pfizer ada obat viagra. Tapi, bukan berarti vaksin Pfizer membesarkan penis," ucap dr. Tirta.

Pada penutupnya, dr. Tirta menyampaikan pesan bahwa semua orang dapat mengeklaim sesuatu, tetapi jurnal dan penelitian adalah hasil kerja ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Semua orang bisa klaim, tapi yang membuktikan itu jurnal dan penelitian," ujar dr. Tirta dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Selasa, 26 Januari 2021.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Youtube Deddy Corbuzier


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x