Sebut Susi Pudjiastuti Bermanuver Politik karena Abu Janda, Henry Subiakto: Ada Tokoh yang Sekolah Gak Tamat

- 4 Februari 2021, 14:12 WIB
Henry Subiakto (kiri) yang mengomentari langkah Susi Pudjiastuti (kanan) soal ucapan Abu Janda.
Henry Subiakto (kiri) yang mengomentari langkah Susi Pudjiastuti (kanan) soal ucapan Abu Janda. /Kolase foto dari Twitter @henrysubiakto dan Instagram @susipudjiastuti15

 

PR BEKASI - Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto mengkritik Susi Pudjiastuti lantaran belakangan ini nama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) tersebut sering muncul akibat mengajak masyarakat tak pedulikan Permadi Arya atau Abu Janda.

Dosen UNAIR tersebut bahkan menyinggung jenjang pendidikan Susi Pudjiastuti yang sempat menjadi Menteri KP di Kabinet Kerja 2014-2019.

"Ada tokoh yg sekolah gak tamat, tp jabatannya melambung, dan perusahaanya untung. Kemarin jabatannya diganti orang yg kebijakannya gak nyambung, tambah perusahaan miliknya lg buntung," ucapnya.

Unggahan Henri Subiakto.
Unggahan Henri Subiakto. Twitter/ @henrysubiakto

Baca Juga: Masih Heran atas Ucapan Haikal Hassan, Husin Shihab: Kok Akbar Faizal Masih Percaya HH?

Oleh karena itu, Henry Subiakto menilai, wajar jika Susi Pudjiastuti terlihat ingin terjun ke dunia politik kembali.

"Logislah lalu bermanuver politik, siapa tahu 2022 atau 2024 kembali beruntung," tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Kamis, 4 Februari 2021.

Sebelumnya, Susi Pudjiastuti mengkritik ucapan Abu Janda yang menyebut Islam sebagai agama yang arogan.

Baca Juga: Soroti Konflik Kudeta di Myanmar, PBB Berjanji Lakukan Tekanan Global

Dia meminta ucapan-ucapan yang dapat menyinggung banyak orang semacam itu tidak diberi ruang.

"Saya pikir saatnya dihentikan ocehan-ocehan model seperti ini yang selalu menyinggung perasaan publik," ujar Susi Pudjiastuti.

Terlebih saat ini masyarakat tengah berada di situasi sulit akibat pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda untuk selesai dalam waktu dekat.

"Tidak sepantasnya di masa sulit pandemi, hal-hal yang tidak positif dibiarkan," ucapnya.

Baca Juga: Resmi! UN dan Ujian Kesetaraan Ditiadakan, Begini Penjelasan Mendikbud

Oleh karena itu, Susi Pudjiastuti mengajak masyarakat untuk meng-unfollow media sosial Abu Janda dan jangan memperdulikannya lagi.

"Ayo kita unfollow, dan jangan pedulikan lagi orang-orang seperti ini," katanya.

Perlu diketahui, Susi Pudjiastuti adalah satu-satunya menteri dalam Kabinet Kerja 2014-2019 yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. 

Tetapi meski hanya lulusan SMP, dia sangat menonjol dalam jajaran kabinet. Kebijakan-kebijakannya, terutama penertiban terhadap illegal fishing, sangat diapresiasi masyarakat.

Baca Juga: Moeldoko Akui Ngopi Bareng Kader Demokrat, Syahrial Nasution: Ngopi Paling Mahal Ala Istana Dikasih Rp30 Juta

Atas prestasinya di bidang kelautan dan perikanan, Susi diganjar gelar doktor honoris causa oleh Universitas Diponegoro (Undip) pada 3 Desember 2016 lalu.

Sebelum dianugerahi doktor honoris causa dari Undip, kemampuan akademik Susi sudah diakui setara dengan doktor oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

"Kalau saya berhenti sekolah sih tidak ada kaitannya dengan sistem pendidikan atau apa lah. Saya melihat, saya tidak terlalu suitable untuk sistem yang ada. Saya pikir, saya akan bisa bergerak lebih baik bila saya tidak terkungkung oleh waktu saya sekolah, jadi enggak ada kaitannya," ucapnya.

Baca Juga: Isu Kudeta AHY Disebut Tak Masuk Akal, Moeldoko: Ngapain Ngurusin yang Enggak-enggak

"Saya tidak bisa berpandangan bahwa sistem yang tidak cocok, justru memang cara-cara saya sendiri yang tidak sesuai dan saya lebih baik have my way out untuk memulai sesuatu yang baru, yang berbeda," katanya.

Kemudian soal gelar doktor honoris causa yang diterima Susi Pudjiastuti, dirinya mengaku sejak dahulu sudah ada beberapa pihak yang menawarkan gelar tersebut.

"Kalau itu sebenarnya yang menawarkan sudah ada beberapa, saya pikir-pikir, terus saya tanya. Ada enggak penguji yang bisa memberikan satu justifikasi bahwa gelar yang saya terima itu memang pantas saya sandang dengan kapabilitas saya," tuturnya.

Baca Juga: Ancang-ancang Usulan Lockdown Akhir Pekan Jakarta Terwujud, DPRD Minta Penegakan Hukum Tegas

"Terus kemudian ada yang bicara dari dosen itu, ada sertifikasi kompetensi. Jadi saya ikut tes, diverifikasi oleh 5 profesor doktor datang ke rumah untuk men-justify apakah kompetensi saya itu pantas mendapatkan gelar doktor. Ternyata saya lulus dengan nilai 9, katanya nilai 9 itu level doktor," tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah