Pasalnya, simbol bunga yang berharga justru digunakan untuk menghalalkan cara haram dan tidak beretika.
"Kiriman bunga yang tidak bermakna dan menjatuhkan kewibawaan lembaganya, karena simbol bunga yang bernilai digunakan untuk menghalalkan cara haram dan tidak beretika," kata Herman Khaeron, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan @akang_hero, Kamis, 11 Februari 2021.
Kiriman bunga yang tidak bermakna dan menjatuhkan kewibawaan lembaganya, karena simbol bunga yang bernilai digunakan untuk menghalalkan cara haram dan tidak beretika.— ehermankhaeron (@akang_hero) February 11, 2021
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Irwan Fecho menilai, ratusan karangan bunga tetap tidak akan mampu menutupi bau busuk bunga bangkai.
"Ratusan karangan bunga pun tak kan mampu menutupi bau busuk bunga bangkai," cuit Irwan Fecho dengan akun @irwan_fecho.
Ratusan karangan bunga pun tak kan mampu menutupi bau busuk Bunga Bangkai.— Irwan Fecho (@irwan_fecho) February 11, 2021
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra secara tegas menyebut bahwa Moeldoko merupakan salah satu pihak yang diduga terlibat dalam upaya kudeta Partai Demokrat.
Baca Juga: Jokowi Butuh Kritik yang Keras dan Pedas, Iwan Fals: Ini Barangkali yang Disebut 'Nabi' Bebenah Diri
Herzaky Mahendra Putra juga menegaskan bahwa gerakan yang diusung Moeldoko untuk mengambil alih paksa kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
"Kedatangan kader Demokrat dari luar ke Jakarta dilakukan secara terstruktur dan sistematis oleh para pelaku gerakan. Ada yang mengundang, membiayai tiket pesawat, menjemput di Bandara, membiayai penginapan, termasuk konsumsi," tuturnya.
Tak hanya itu, Herzaky Mahendra Putra juga menyebut bahwa Moeldoko mempersiapkan pertemuan tersebut karena ingin maju sebagai calon presiden (Capres) 2024.