Oleh karena itu Rocky Gerung menyimpulkan bahwa ucapan Presiden Jokowi tersebut merupakan sebuah paradoks.
Akibatnya, dirinya pun mencurigai bahwa ucapan Jokowi tersebut adalah umpan untuk memetakan sisa-sisa oposisi yang ada di Indonesia saat ini.
"Macam-macam cara untuk membaca perangai kekuasaan sebetulnya, dari peristiwa kecil kita tahu itu adalah umpan, dari peristiwa besar kita tahu itu adalah perintah," ucapnya.
Baca Juga: PKB Siap Gaet Raffi Ahmad dan Agnes Monica Jelang Pilkada Jakarta 2024
"Jadi ritme politik kita yang tadinya harmonis diganggu oleh nada palsu, lalu kita anggap nada palsu itu bagian dari orkestrasi, padahal itu nada yang diumpankan itu, kan kita akhirnya jadi hati-hati," sambungnya.
Bahkan menurutnya apa yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa UGM belakangan adalah sebuah kecerdasan dan peringatan untuk masyarakat.
"Mengingatkan publik bahwa kekuasaan itu berbohong dan cara dia berbohong itu sekarang dengan mudah kita temukan dalam kasus-kasus yang belum 24 jam berbohong kasusnya terbongkar, Novel Baswedan pun dilaporkan polisi," tutupnya.
Maka dari itu Rocky Gerung menyebut bahwa kejadian pelaporan Novel Baswedan sehari setelah Presiden Jokowi meminta masyarakat aktif mengkritik pemerintah adalah sebuah pemetaan politik.***