"Saya juga ingat di tahun 2015, waktu saya akan ke Pulau Pisau di Kalimantan Tengah, saya turun di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, lewat darat, seingat saya 4 jam. Ini jangan sampai kejadian lagi," sambungnya.
Meski saat ini bencana yang banyak terjadi adalah banjir dan tanah longsor, tapi Jokowi mengingatkan agar kesiapan untuk menghadapi ancaman karhutla tidak boleh kendur.
"Kita harapkan rencana pencegahan yang detail dan matang, sinergi yang kuat dan eksekusi lapangan yang semakin efektif," kata Jokowi.
"Karena berdasarkan laporan BMKG tahun 2021, sebagian besar wilayah Indonesia masih mendapat hujan menengah tinggi hingga April. Bulan Mei diperkirakan jadi fase transisi dari musim hujan ke kemarau, tapi kita masih harus tetap waspada, jangan lengah," tuturnya.
Diketahui, pada 2020, kondisi karhutla menurun dibandingkan dengan tahun 2019. Tercatat pada 2019 karhutla mencakup 1.592.010 hektare. Sedangkan pada 2020 adalah 296.942 hektare.
Meski demikian, karhutla masih terjadi di sejumlah wilayah misalnya di Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, NTT, dan Papua.
Sementara itu, pada Januari 2021, karhutla terjadi di Aceh (3 kejadian), Sumatera Utara (9 kejadian), Riau (29 kejadian), Kepulauan Riau (4 kejadian), Jambi (2 kejadian), Sumatera Selatan (5 kejadian), Kalimantan Barat (52 kejadian), Kalimantan Tengah (12 kejadian), Sulawesi Tenggara (20 kejadian), dan Papua (1 kejadian).***