PR BEKASI - Relawan Covid-19 Tirta Mandira Hudhi alias dr. Tirta turut angkat bicara terkait kerumunan warga yang menyambut kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kota Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu, 24 Februari 2021.
dr. Tirta menilai, terjadinya kerumunan warga di Maumere itu tidak seharusnya membuat publik ramai-ramai menyalahkan Jokowi.
Pasalnya, menurut dr. Tirta, Jokowi adalah simbol negara yang ke mana pun beliau pergi pasti akan selalu menarik perhatian massa, sehingga kerumunan pun sulit untuk dihindari.
Menurutnya, apa yang dialami Jokowi itu sering juga dialami oleh YouTuber Atta Halilintar, yang sering dikerumuni massa saat pergi ke mana pun.
"Dahulu kala, @attahalilintar pernah bertanya, 'dok, saya tiap pergi banyak yang ngajak foto rame-rame, apalagi kalau beres jumatan. Kalu gitu apakah saya disalahkan? Kan saya gak ngundang? Apa yang dialami @attahalilintar ini persis dialami @jokowi di NTT," kata dr. Tirta, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan Instagram @dr.tirta, Rabu, 24 Februari 2021.
Oleh karena itu, dr. Tirta menilai, Jokowi sama sekali tidak mengajak berkumpul, apalagi membuat promo, undangan, atau tiket untuk mengundang kerumunan warga.
"Semua pure antusias yang ramai-ramai datang menyambut presiden. Ini tugas protokoler mengatur keramaian, dan memang kalah jumlah," kata dr. Tirta.
View this post on Instagram
Apalagi menurut dr. Tirta, dalam salah satu video yang dilihatnya, mobil yang membawa Jokowi sampai dikejar warga yang ingin menyapa, sehingga tampak protokoler sampai kewalahan.
dr. Tirta juga menilai, dalam video yang beredar, terlihat jelas bahwa Jokowi juga berusaha menenangkan warga yang berkerumun dan mengingatkan tentang protokol kesehatan.
"Pak Presiden tampak di video, sudah berusaha menenangkan dan mengingatkan protokol, tapi warga tetap mengerubungi mobil. Gak mungkin mobil terus melaju kan? Satu-satunya cara agar bubar, ya mau gak mau Pakde keluar dari atap, menyapa, dan meminta warga ke rumah masing-masing," tutur dr. Tirta.
Atas peristiwa tersebut, dr. Tirta pun meminta tim protokoler agar lebih hati-hati lagi dalam mengatur agenda Jokowi di lapangan.
"Ini menjadi refleksi agar tim protokoler lebih berhati-hati mengatur agenda dan alur massa di lapangan ketika kegiatan Pak @jokowi. Atas kejadian ini, pihak biro pers Istana juga sudah klarifikasi, dan bagi saya sudah jelas," kata dr. Tirta.
Terakhir, dr. Tirta juga berharap ke depannya pihak Istana akan lebih selektif dan protektif dalam menangani agenda Jokowi di lapangan.
"Semoga ke depannya Istana lebih selektif dan protektif jika agenda Pak Presiden di lapangan, karena antusiasme warga yang sangat besar," ujar dr. Tirta.***