Pasalnya, Moeldoko langsung tampil di hadapan publik bahwa dia Ketua Umum, tentu publik akan menganggap itu tidak etis dilakukan.
"Karena dia langsung tampil sebagai Ketua Umum. Jadi orang menganggap, kalau politik bermutu, kenapa gak orang lain yang jadi Ketua Umum, sehingga Pak Moelsoko jadi dalang. Ini sekarang dalang jadi wayang, terlihat kan," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya, dengan adanya KLB tersebut, justru akan semakin menaikkan simpati publik pada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahkan berpotensi semakin menaikkan elektabilitas AHY.
"Saya kira justru itu akan menaikkan simpati pada AHY. Dari segi umur, ketenangan, terlihat bahwa AHY justru lebih dewasa dalam berpolitik," kata Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menjelaskan bahwa KLB di Sibolangit akan dicatat sebagai sejarah keburukan kekuasaan.
"Yang dia tantang itu sebenarnya bukan Demokrat, tapi etika politik. Nah itu bahayanya, kalau Partai Demokrat ya bisa dilumpuhkan. Tapi etika politik, tindakan di Sibolangit itu akan dicatat sebagai keburukan dari kekuasaan," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Moeldoko Terpilih Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Pangi Syarwi: Lebih Jorok Dibandingkan Orde Baru
Rocky Gerung lantas menduga bahwa sebenarnya KLB di Sibolangit digelar bukan untuk merebut kepemimpinan AHY, tapi untuk mencegal Partai Demokrat ikut dalam kompetisi 2024.