Soal KLB Moeldoko, Gatot Nurmantyo: Bukan Representasi Kualitas Etika, Moral, dan kehormatan TNI. Ingat Itu!

- 16 Maret 2021, 07:25 WIB
Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengecam KLB Moeldoko dan mengingatkannya bahwa hal itu bukan representasi dari kualitas etika, moral, dan kehormatan prajurit TNI.
Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengecam KLB Moeldoko dan mengingatkannya bahwa hal itu bukan representasi dari kualitas etika, moral, dan kehormatan prajurit TNI. //Tangkapan layar YouTube Bang Arief

PR BEKASI - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menjadi sorotan sejumlah pihak setelah ditetapkan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat.

Hal tersebut berdasarkan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar pada beberapa waktu lalu.

Sehingga, membuat Partai Demokrat terpecah belah menjadi dua kubu yakni, kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan kubu Moeldoko.

Sementara itu, Mantan prajurit sekaligus Panglima TNI Gatot Nurmantyo, mengecam tindakan Moeldoko.

Baca Juga: Sindir Anies Baswedan Soal Korupsi Rumah Dp 0 Rupiah, Ferdinand Hutahaean: Ini Korupsi Gila dan Paling Nekat

Baca Juga: Kabar Baik! Kasus Covid-19 Terus Menurun, Ridwan Kamil: Tidak Ada Zona Merah di Jabar

Baca Juga: Cek Fakta: WNI yang Telah Diberi vaksin dan Miliki ATM BRI Dikabarkan Dapat Bansos Rp 1,5 Juta, Ini Faktanya

Diketahui bahwa Moeldoko juga merupakan salah seorang mantan prajurit sekaligus Panglima TNI.

Gatot Nurmantyo menilai bahwa tidak seharusnya Moeldoko memilih tindakan pengambilalihan partai Demokrat.

Tak hanya itu, Gatit Nurmantyo juga menilai bahwa hal yang dilakukan Moeldoko telah melampaui batas.

"Sangat penting untuk menjaga moral bagi prajurit, baik dalam situasi perang maupun damai," ujar Gatot pada unggahan video di saluran Youtube Bang Arif pada Senin, 15 Maret 2021.

Baca Juga: Amien Rais Ingin Lihat Indonesia Bagus Sebelum Meninggal, Ferdinand Hutahaean: Butuh Cermin Pak?

Baca Juga: Jika Bukan Moeldoko Tapi Marzuki Alie, Refly Harun Yakin Kisruh Demokrat adalah Konflik Internal

Kemudian Gatot menyoroti Moeldoko yang dianggapnya telah melanggar moral dan etika prajurit TNI.

"Ada mantan prajurit yang kebetulan mantan panglima TNI, yang mendapat sorotan baik dari dalam maupun dari luar negeri atas tindakannya yang dianggap melanggar moral dan etika," ujar Gatot.

Gatot menggaris bawahi pernyataannya bukan untuk ikut campur ke dalam politik partai Demokrat, akan tetapi hanya untuk menjaga moral dan kerhormatan seorang prajurit TNI.

"Dengan niat untuk tetap menjaga moral dan kehormatan prajurit TNI, saya sungguh ingin membuat garis batas yang tegas dalam hal ini," kata Gatot, menegaskan.

Baca Juga: Bukan Lewat Mahfud MD atau Jubir Presiden, Aktivis 98: Kecurigaan Presiden 3 Periode ke Jokowi Pribadi

Baca Juga: Tegaskan Tolak Isu Presiden 3 Periode, Mahfud MD: Kalau Ada yang Dorong, Dia Ingin Jerumuskan Jokowi

Pada awalnya Gatot Nurmantyo mencoba untuk berpikir positif, dan mengira bahwa Moeldoko tidak akan mengambil tindakan pengambilalihan Ketua Umum Partai Demokrat.

Kemudian pada saat kejadian pun Gatot Nurmantyo mengaku hampir tidak percaya atas tindakan yang diambil oleh Moeldoko, sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Kecam Moeldoko Soal Partai Demokrat, Gatot Nurmantyo: Tidak Mencerminkan Kehormatan Seorang Prajurit".

"Sebenarnya hanya karena hampir saya tidak percaya bahwa akan kejadian seperti itu, dan beliau mau," ungkapnya.

Hal tersebut disebabkan karena Gatot menganggap Moeldoko adalah salah satu orang yang memegang teguh moralitas, sebagai pasukan TNI, terlebih dirinya juga merupakan senior Gatot Nurmantyo.

"Dengan seluruh atribut yang melekat pada beliau, hingga benar-benar saat mantan panglima tersebut menerima sebagai ketum di KLB, sangat susah bagi saya untuk menduga bahwa yang bersangkutan akan melakukan tindakan tersebut," kata Gatot.

Gatot menanggapi hal tersebut, bukan bermaksud untuk mencampuri politik di dalam kekisruhan partai demokrat. Akan tetapi dirinya menanggapi hal tersebut dari sisi moralitas sebagai pribadi TNI.

"Apa yang beliau lakukan sama sekali tidak mencerminkan kualitas, etika, moral, dan kehormatan yang dimiliki seorang prajurit," kata Gatot, menegaskan.

"Apa yang dilakukan bukan representasi dari kualitas etika, moral, dan kehormatan prajurit TNI. Ingat itu!," katanya, menambahkan.

Hal tersebut penting disampaikan oleh Gatot. karena apabila tidak, etika, moral dan kehormatan prajurit TNI, akan hancur disebabkan kesalahan personal yang disebabkan tindakan Moeldoko.

"Jangan sampai kondisi moral prajurit TNI terdegradasi, karena tindakan seorang panglima TNI," tegas Gatot.*** (Diyang Mardiana Fajar Nugraha/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah