Lebih lanjut, Mama Belandina mengatakan bahwa dalam merawat kebun yang masih menggunakan cara tradisional itu ia hanya mengandalkan kesuburan tanah dari kebunnya dengan tekun menggembur tanah.
Adapun tanaman yang ia rawat bersama anak-anaknya itu adalah sayuran-mayur, singkong, keladi, kasbi, dan petatas.
"Jadi saya buat kebun dibantu sama anak-anak. Mereka bantu buka kebun, tebang pohon, baru saya yang bersihkan, bakar lalu tanam" kata Mama Belandina saat diwawancara oleh Portal Papua pada Selasa, 16 Maret 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.
Ungkapan dari Mama Belandina itu pun kemudian dibenarkan oleh anaknya yang bernama Valentinus Iba.
"Iya benar sekali, saya biasa bantu mama buka kebun. Saya yang biasa rintis hutan, tebang pohong, bersihkan ranting-ranting pohon lalu kasi tinggal sampai kering. Baru setelah itu, mama bakar dan bersihkan lalu mulai tanam," tutur Valentinus Iba.
Namun, sangat disayangkan dengan semangat Mama Belandina untuk mencukupi kehidupan anak-anaknya itu kerap kali mendapat hambatan lantaran hasil yang dipanen dari kebunnya itu terkadang tidak laku terjual.
Hal itu menurutnya karena banyaknya pesaing lokal dengan hasil kebun yang sama namun tidak bisa diimbangi dengan daya jual pembeli yang sangat sedikit.
"Saya jual hasil kebun, tapi biasa tidak laku semua. Banyak yang jual hasil kebun yang sama, baru orang yang beli sangat sedikit sekali. Makanya, saya punya sayur banyak yang layu dan terbuang percuma," tutur Mama Belandina.