Media Asing Soroti Pemakaian Jilbab di Indonesia: Trauma karena Dipaksa Memakai Jilbab

- 18 Maret 2021, 18:44 WIB
Seorang wanita menggunakan jilbab di Bern, Swiss pada 2011 lalu.
Seorang wanita menggunakan jilbab di Bern, Swiss pada 2011 lalu. /REUTERS/Michael Buholzer/REUTERS

Pengalaman wanita yang kini berusia 45 tahun ini adalah salah satu dari banyak pengalaman yang dibagikan oleh wanita dan anak perempuan di negara mayoritas Islam ini, termasuk kasus anak perempuan dikeluarkan dari sekolah.

Ideologi Indonesia mengabadikan keragaman agama dan negara ini memiliki banyak minoritas Kristen, Hindu, Budha, dan minoritas lainnya, tetapi konservatisme agama dan intoleransi yang berkembang terhadap kepercayaan selain Islam telah meningkat selama dua dekade terakhir.

Baca Juga: Dipaksa Mundur, Dubes Inggris Owen Jenkins: All England Tanpa Indonesia Kurang Seru

Peneliti HAM Indonesia, Andreas Harsono, mengatakan wanita dan anak perempuan di seluruh negeri dapat menghadapi tekanan yang intens dan konstan untuk mengenakan jilbab.

Hal itu digambarkan oleh badan HAM sebagai serangan terhadap hak-hak dasar kebebasan beragama, berekspresi, dan privasi.

"Mengenakan jilbab harus menjadi pilihan, itu bukan peraturan wajib," kata Harsono kepada Reuters.

"Ada kepercayaan yang berkembang di seluruh Indonesia bahwa jika Anda seorang wanita Muslim dan Anda tidak mengenakan jilbab, Anda kurang saleh; Anda secara moral kurang," sambungnya.

Human Rights Watch mengidentifikasi lebih dari 60 peraturan daerah, provinsi yang disebut diskriminatif sejak 2001 dalam menegakkan cara berpakaian perempuan.

Peraturan pemerintah nasional tahun 2014 telah ditafsirkan secara luas, yang mewajibkan semua siswi Muslim di negara berpenduduk sekitar 270 juta orang untuk mengenakan jilbab di sekolah.

Baca Juga: Soroti Proyek Ibu Kota Baru di Kalimantan, Andi Arief: Presiden Hura-hura Hutang, Tapi Pembangunan Mangkrak

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x