"Kita dari luar tentu melihat ini lucu, terdakwa gak hadir, lawyer sulit, ya sudah putuskan saja dihukum berapa tahun. Supaya sekalian deh, dari pada lama-lama, bikin drama. Dan drama kayak gini justru membuat orang semakin anti pemerintah," kata Rizal Ramli.
Menurutnya, dengan melihat proses persidangan Habib Rizieq semakin memperlihatkan bahwa pemerintah makin seenaknya, hingga akhirnya simpati terhadap Habib Rizieq semakin meningkat.
"Ini gak canggih pemerintahnya. Kalau dia canggih lakukan aja proses yang normal, dengan cara begini, orang nebak, 'wah makin gak beres pemerintah, makin seenaknya'," ujar Rizal Ramli.
"Akibatnya simpati sama Habib makin lama makin besar. Jadi yang kuasa kepedean, lupa kalau pada suatu saat nanti mereka gak berkuasa, mereka juga bisa diadili kok," sambungnya.
Terakhir, Rizal Ramli menilai bahwa pengadilan politik pada zaman Soeharto dulu jauh lebih beradab dibandingkan pengadilan Habib Rizieq saat ini.
"Ini kan pengadilan politik, tapi Soeharto aja jauh lebih beradab. Yang dulu-dulu lebih beradab, didampingi lawyer, proses persidangan tetap seperti lazimnya yang terjadi," ujarnya.
"Ini sih permainannya sudah rendah banget. Ini akan membuat pengadilan di Indonesia just like a joke. Kalau mau hukum ya hukum saja lah, jangan lagi ada sirkus yang makin lama makin gak lucu. Saya minta Pak Hakim sadar diri lah, supaya yang benar jadi hakim," tutur Rizal Ramli.***