Baca Gelagat Jokowi Soal Impor Beras, Rocky Gerung: Disuruh Ribut Dulu, Nanti Baru Aktornya Muncul

- 27 Maret 2021, 20:48 WIB
Rocky Gerung (kiri) menyoroti perilaku Presiden Jokowi (kanan) soal impor beras yang diutarakan Mendag M Lutfi.
Rocky Gerung (kiri) menyoroti perilaku Presiden Jokowi (kanan) soal impor beras yang diutarakan Mendag M Lutfi. /Kolase foto dari YouTube Najwa Shihab dan Instagram @fadjroelrachman

PR BEKASI - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti perilaku Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya selalu buka suara di saat konflik terkait suatu hal sudah memanas, seperti soal impor beras ini.

Jokowi pada Jumat, 26 Maret 2021 melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melakukan impor beras dari luar negeri untuk saat ini.

"Saya pastikan bahwa sampai Juni 2021 tidak ada beras impor yang masuk ke negara kita Indonesia," kata Jokowi.

Pernyataan Jokowi tersebut dianggap Rocky Gerung sudah terlambat dan terkesan seolah-olah menunggu isu soal impor beras ini menimbulkan konflik.

Baca Juga: Moeldoko Ingin Bersih-bersih Partai Demokrat, Irwan Fecho: Dia Jadi Ketum Saja Caranya Kotor Minta Ampun

Baca Juga: Kubu KLB PD Juluki Moeldoko 'Jenderal Santri', Yan Harahap: Tapi Kok Begal Partai Orang?

Baca Juga: Disebut Berjasa dan Layak Diberi Jabatan oleh Jokowi, Fahri Hamzah: Saya Terbiasa Dipilih Rakyat 

"Kesan awal bahwa akhirnya harus begitu skenarionya, jadi disuruh ribut-ribut dulu, nanti terakhir baru aktornya (Jokowi) muncul," ucap Rocky Gerung seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube resminya, Sabtu, 27 Maret 2021.

"Sebetulnya sudah terlambat karena kekacauan sudah terjadi, pemda udah marah-marah, banyak yang udah bersiap-siap untuk bikin protes," sambungnya.

Menurutnya, ini adalah salah satu senjata Jokowi selama memimpin Indonesia untuk meningkatkan kredibilitasnya.

"Jadi selalu kita melihat ada semacam panitia pencitraan yang mengatur skenario opini publik ini, orang gak anggap bahwa presiden serius juga kok mengucapkan itu," tuturnya.

"Orang anggap, ok kita sudah tahu nanti belakangan dia akan ngomong," sambungnya.

Baca Juga: Beri Usulan Soal Sidang HRS, Teddy Gusnaidi: Tak Perlu Turunkan Banyak Aparat, Mubazir Uang Negara 

Rocky Gerung yakin akan ada konsekuensi di balik pencitraan Jokowi tersebut, salah satunya berkaitan dengan nasib Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi.

"Mendag berarti tidak bisa membaca pikiran presiden, kan itu soalnya kan, jadi ini mempermalukan menteri juga, kan menteri berpikir bahwa presiden pasti tahu problem-nya tuh," ucapnya.

"Jadi kalau kita amati bahasa tubuh, itu ada semacam kegembiraan, nah gw (Jokowi) bisa muncul lagi itu, kira-kira begitu, orang macam-macam akhirnya gw datang gw tenangin itu," sambungnya.

Dirinya menyampaikan bahwa pola yang sering dipertontonkan Jokowi ini membuat masyarakat sudah tidak heran lagi jika Jokowi akan muncul setelah suatu isu menjadi konflik.

Padahal menurut Rocky Gerung, Jokowi bisa saja buka suara sesaat setelah isu tersebut muncul sebelum terjadi konflik.

Baca Juga: Akui Hidup Terlunta-lunta Pasca Bercerai dari Rohimah, Kiwil: Gak Nyangka, Kenapa Hidup Gue Jadi Kayak Gini? 

"Orang akhirnya menangkap, pola ini kok terus menerus dipamerkan ya, kenapa gak dua hari sebelumnya, begitu muncul isu tersebut panggil aja dua menteri itu, kalian damai nanti saya yang bicara, kenapa mesti tunggu keributan?," tuturnya.

Terkait dua menteri tersebut, menurut Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog Budi Waseso (Buwas), langkah impor beras ini muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Mendag M Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Oleh karena itu, Rocky Gerung menyimpulkan bahwa Jokowi hanya ingin mendapat tepuk tangan yang saat ini susah didapat dari masyarakat Indonesia.

"Itu artinya dia ingin pamer bahwa dia bisa menyelesaikan keributan supaya dapat tepuk tangan, tetapi tepuk tangan gak bisa didapat karena penonton udah lama bubar, itu artinya aktor yang ketinggalan skenario jadinya," ucapnya.

Baca Juga: OPM Sebarkan Berita 5 TNI Tewas di Nduga, Pangdam Cenderawasih: Trik Mereka untuk Buat Papua Mencekam 

Dirinya juga yakin bahwa dalam dua hari ke depan, Mendag M Lutfi akan mundur dari jabatannya.

"Saya menduga begitu karena ada soal pride, kan sebetulnya waktu Mendag Lutfi bicara kita lihat ada ketegasan pada dia itu, bahwa dia tahu demi mengamankan krisis pangan," tuturnya.

"Mendag Lutfi tahu bahwa Jokowi berpikir semacam itu, jadi dia membaca kepentingan Jokowi justru melalui urgency yang dia terbitkan sehingga pak Buwas bereaksi," tutupnya.

Sebelumnya, PDI Perjuangan (PDIP) telah mengatakan, kebijakan Mendag M Lutfi sangatlah bertentangan dengan visi Jokowi sekaligus seolah ingin membodohi rakyat dengan “menjajah” para petani.

PDIP beranggapan bahwa rencana impor beras yang akan dilakukan jelas membuktikan bahwa Lutfi ingin membodohi rakyat.

Baca Juga: Sayangkan Keputusan Pemerintah Soal Larangan Mudik, Lukman Hakim: Ritual Budaya Sarat Nilai dan Semangat Agama 

“Dari aspek historis, ideologis, dan amanat konstitusi, serta pemahaman terhadap konstituen utama kekuasaan pemerintahan negara adalah petani rakyat, kebijakan tersebut sama sekali tidak benar,” ujar Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

“Impor beras, meski dilakukan tidak pada saat panen, merendahkan kecerdasan rakyat petani,” sambungnya.

Untuk diketahui, Mendag M Lutfi pernah berjanji akan melepas jabatannya jika keputusannya soal impor beras tersebut terbukti salah.

Hal itu diungkapkan M Lutfi dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Senin, 22 Maret 2021.

"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan. Saya mesti mengambil keputusan yang tidak populer, kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah," ujarnya.****

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Rocky Gerung Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah