"Saya yakin kalau ditanya analisnya seperti apa dan bukti apa yang membuat yakin ini settingan? Pasti langsung gak bisa jawab. Kenapa? Karena mereka gak ngerti yang diomongin," tutur Ferdinand Hutahaean.
Selain itu, Ferdinand juga menyinggung sejumlah nama seperti Hehamua, Topa Lemon yang menganggap bom Gereja Katedral Makassar sebagai setingan.
"Orang-orang seperti Bukhori ini, Hehamua, Topa Lemon, dan lain-lain yang bicara ini settingan," kata Ferdinand Hutahaean.
Bung, kalau ngga ngerti kerja intel sprt apa, ngga usah sok pengamat intel. Dikit2 rekayasa, settingan, operasi senyap. Fungsi intel sj kamu tak paham, apalagi kerja intel dgn segala operasinya. Paling yg kamu tau intel itu nyamar, itu tok.
Mending urus obat asam urat bung..!????— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) March 31, 2021
Ferdinand menganggap, mereka tidak paham tentang dasar-dasar inteligen sehingga sembarang dalam berargumentasi.
"Punya teman intel juga tidak. Paham operasi intel apalagi makin tidak ngerti. Apa fungsi intel juga tidak tahu, apalagi bagian-bagian intel makin tak paham. Bahkan baca buku tentang intel saja tidak pernah, tapi sok pengamat intel," ujar Ferdinand Hutahaean.
Pada penutupnya, Ferdinand Hutahaean memberi peringatan kepada sejumlah pihak yang menyebut bom Gereja Katedral Makassar sebagai settingan agar jangan sembarang berbicara.
"Bung, kalau gak ngerti kerja intel seperti apa, gak usah sok pengamat intel. Dikit-dikit rekayasa, settingan, operasi senyap.
"Fungsi intel saja kamu tak paham, apalagi kerja intel dengan segala operasinya. Paling yang kamu tahu intel itu nyamar." tutur Ferdinand Hutahaean dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 31 Maret 2021.***