"Yang pertama disampaikan itu tentang Imam Mahdi, tentang akhir zaman. Kemudian saya merasa, mungkin di sinilah jalan saya untuk ikut sumbangsih dalam agama ini," kata Gilang Nabaris.
"Di situ saya merasa yakin karena doktrinnya begitu kuat, karena yang disampaikan itu berita-berita Timur Tengah terus. Di samping itu juga, teman-teman saya berangkat ke Suriah," sambungnya.
Baca Juga: Hasil KLB Deli Serdang Ditolak Kemenkumham, AHY: Artinya Tidak Ada Dualisme di Tubuh Partai Demokrat
Selama bergabung di JAD, Gilang Nabaris mengaku menerima pelatihan fisik supaya siap saat diterjunkan ke medan tempur.
"Pernah ada (pelatihan), cuma tutorialnya itu berbentuk fisik. Jadi untuk menyiapkan fisik kita, bagaimana caranya kita yang masyarakat sipil kuat dan siap di medan tempur. Pelatihan yang saya ikuti seperti naik gunung, berenang, dan bela diri," tutur Gilang Nabaris.
Namun, Gilang Nabaris mengaku dirinya tidak diajarkan cara membuat bahan peledak, karena hal itu akan diajarkan saat dirinya sudah di Suriah.
"Ketika itu di jaringan saya gak disuruh seperti itu (membuat bahan peledak). Kita fokusnya ke latihan fisik. Karena kita di sini fisik dulu, baru ke Suriah, di sana baru dilatih dengan latihan militer," kata Gilang Nabaris.
Gilang Nabaris juga mengungkapkan bahwa setiap tugas yang diberikan pada perorangan tidak boleh bocor ke orang luar, bahkan sesama teman yang tergabung dalam JAD.
Namun, Gilang Nabaris yang saat itu bertugas sebagai kurir untuk mengirimkan uang ke Filipina berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian.