Generasi Milenial Jadi Sasaran Perekrutan Teroris, Pengamat: Mereka Masih Mencari Jati Diri

- 1 April 2021, 14:08 WIB
Tangkapan layar dari video terduga teroris yang nekat masuk Mabes Polri, Jakarta Selatan sendirian, petang tadi, Rabu, 31 Maret 2021. /Twitter @muannas_alaidid
Tangkapan layar dari video terduga teroris yang nekat masuk Mabes Polri, Jakarta Selatan sendirian, petang tadi, Rabu, 31 Maret 2021. /Twitter @muannas_alaidid /

"Mereka adalah korban dari penetrasi ideologi kekerasan global yang masuk ke Indonesia," kata Susaningtyas Kertopati.

Menurutnya, pola rekrutmen saat ini berkembang menjadi lebih terbuka gunakan ruang publik seperti sekolah, kampus, dan perkumpulan kegiatan-kegiatan keagamaan.

"Oleh karenanya, pemerintah juga harus melibatkan generasi milenial sebagai upaya melakukan pencegahan agar tidak ada perekrutan baru," kata Doktor Bidang Komunikasi Intelijen Unpad tersebut.

Susaningtyas Kertopati menjelaskan dalam menganalisa kejadian terorisme harus secara holistik.

Baca Juga: Sempatkan Besuk Anak yang Tengah Kritis saat Bekerja, Seorang Ayah di China Dipecat

"Kejadian bom bunuh diri itu tentu saja sinyal bahwa mereka ingin menunjukkan eksistensinya. Oleh karena itu harus dikenali embrio terorisme di Indonesia itu apa saja," katanya.

Selain melibatkan milenial, pemerintah juga diharapkan melibatkan tokoh-tokoh publik yang berepngaruh agar.

"Rekrutmen terorisme selain dilakukan tertutup, juga ada ruang publik yang dipakai dalam proses penjaringan seperti di media sosial," kata Susaningtyas Kertopati.

Yang juga perlu diwaspadai adalah proses yang disebut "enabling environment" yaitu menormalisasi hal yang tidak normal dirasa normal.

"Ini tidak boleh disepelekan dan harus jadi perhatian serius semua kalangan," kata wanita yang juga aktif sebagai aktivis sosial kemanusiaan ini.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x