Sebut Berantas Teroris Sangat Mudah, Teddy Gusnaidi: Cuma Masalah Niat, Pola Kerja BNPT Harus Sama Seperti BNN

- 5 April 2021, 11:00 WIB
Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi mengklaim bahwa menangkap teroris sangatlah mudah.
Dewan Pakar PKPI, Teddy Gusnaidi mengklaim bahwa menangkap teroris sangatlah mudah. /Tangkapan layar YouTube.com/Indonesia Lawyers Club

PR BEKASI - Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi menyebut bahwa menangkap teroris sangatlah mudah.

Teddy Gusnaidi menjelaskan, menangkap teroris dapat diawali dengan mengecek unggahan pemuka agama jadi-jadian di media sosial, cek lokasinya, lalu tangkap, dan interogasi.

"Menangkap pentolan teroris itu sangat mudah. Misalnya ada unggahan pemuka agama jadi-jadian di media sosial, untuk menemukan lokasinya mudah," kata Teddy Gusnaidi, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @TeddyGusnaidi, Senin, 5 April 2021.

"Tangkap dan interogasi dia belajar di mana. Tangkap gurunya, lalu gurunya diinterogasi juga, begitu terus, sampai ketemu ujungnya," sambungnya.

Baca Juga: Nissa Sabyan Diisukan Hamil karena Video Elus Perut, Eks Manajer: Kalau Benar, Berarti Sekarang Sudah Lahir

Baca Juga: Akui Aldi Taher Berubah dan Semakin Aneh, Dewi Perssik: Mungkin Sekarang Dia Tahu Susahnya Cari Duit Halal

Baca Juga: Isu Radikalisme Mencuat, Razman Arif: Selama 2 Periode Masa Pemerintahan SBY, HTI dan FPI Berkembang Pesat

Teddy Gusnaidi menilai, pemuka agama jadi-jadian sama seperti pengguna narkoba, yang bisa merusak lingkungan.

Sehingga, cara memberantas narkoba harus dengan menangkap pengguna narkoba dan menginterogasi siapa pemasok narkoba tersebut.

Oleh karena itu, Teddy Gusnaidi menilai, cara memberantas teroris harus konsisten seperti cara memberantas narkoba.

"Pemuka agama jadi-jadian ini sama seperti pengguna narkoba. Mereka bisa merusak lingkungan. Tangkap dan interogasi siapa pemasoknya," kata Teddy Gusnaidi.

Baca Juga: Didesak Minta Maaf pada Jokowi, AHY: Kami Difitnah, Justru Kubu KLB yang Harusnya Minta Maaf karena Buat Gaduh

"Pemasoknya itu ditangkap lalu interogasi lagi, sampai ketemu bandar besar. Pemberantasannya harus konsisten seperti pemberantasan narkoba," sambungnya.

Teddy Gusnaidi juga menilai bahwa pola kerja BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) harus sama seperti pola kerja BNN (Badan Narkotika Nasional).

"Pengguna narkoba itu sembunyi-sembunyi, tapi bisa diberantas. Sedangkan pecinta terorisme terang-terangan, harusnya lebih mudah. Kenapa malah sebaliknya?," ujar Teddy Gusnaidi.

Menurut Teddy Gusnaidi, pemerintah melalui aparat penegak hukum seharusnya bisa menemukan orang-orang yang mendukung radikalisme dengan mudah, karena mereka menampilkan diri.

Baca Juga: Tak Kaget KLB Demokrat Ditolak, Margarito Kamis: Kalau Sampai Disahkan, Pemerintah Pasti Gunakan Hukum Rimba

"Tapi jarang kita temukan orang yang menggunakan narkotika secara terang-terangan. Seharusnya sangat mudah memberantas kelompok radikal dibandingkan kelompok narkotika. Ini cuma masalah niat," kata Teddy Gusnaidi.

Teddy Gusnaidi juga mengimbau, agar aparat penegak hukum tak takut disebut anti-agama atau anti-pemuka agama.

"Jangan pernah takut dibilang anti-agama, anti-pemuka agama. Karena kelompok radikal itu memang sengaja menggunakan label agama untuk melindungi dan memuluskan kejahatan yang mereka buat," tutur Teddy Gusnaidi.

"Mereka tahu, bakal ada orang-orang bodoh yang membela kejahatan mereka, atas nama takut dosa," sambungnya.

Baca Juga: Klaim Sudah Prediksi Putusan Kemenkumham, Muhammad Rahmad: Ujung-ujungnya Nanti Kubu Moeldoko Akan Menang Juga

Teddy Gusnaidi menilai, Indonesia mampu memberantas teroris, buktinya apabila ada kejadian terorisme, maka dengan mudah pelaku yang lain ditangkap, bahkan tak sedikit rencana busuk teroris pun berhasil digagalkan.

"Masalahnya, tidak ada konsistensi untuk melakukan hal itu ketika tidak ada kejadian terorisme. Ini masalah sebenarnya," ujar Teddy Gusnaidi.

Oleh karena itu, Teddy Gusnaidi menilai, Indonesia tidak memiliki masalah soal kemampuan untuk memberantas kelompok radikal.

"Tapi negara ini punya masalah konsistensi dalam memberantas radikalisme. Segera ganti pembantu Anda, Pak @jokowi, jika tidak punya konsistensi dalam memberantas radikalisme," ujar Teddy Gusnaidi.***

Editor: Rika Fitrisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x