"Padahal Australia sudah menghilangkan istilah-istilah terorisme yang berkaitan dengan agama tertentu, tetapi mereka lebih melihat ini sebagai kelompok yang melakukan kegiatan-kegiatan seperti itu. Kelompok pelaku kekerasan dan teror," tuturnya.
Lebih lanjut, Refly Harun mengaku masih heran apa sebenarnya akar dari terorisme ini.
"Memang kalau kita bicara mengenai terorisme di Indonesia ini, terus terang ya antara percaya dan tidak percaya ya. Maksudnya begini, akar dari terorisme itu sendiri apa?," ucapnya.
Apakah, sambung Refly, akarnya adalah keyakinan agama atau justru ketidakadilan dan perlakuan buruk dari pemerintah.
Baca Juga: Masih Masa Pandemi, Kabupaten Bekasi Berhasil Gekar Pilkades Serentak Kedua dengan Terapkan Prokes
"Ini menurut saya yang tidak dijelaskan oleh pemerintah, pemerintah dan penguasa kita sibuk menuduh kelompok agama tertentu, menuduh sumber-sumber radikalisme itu dari ajaran agama," ujarnya.
"Tapi lupa bahwa mungkin persoalan pokoknya adalah pemerintahan yang tidak amanah," sambung Refly Harun.
Dia mengatakan, seperti pemerintahan yang tidak mengerjakan tugasnya secara baik, sewenang-wenang, aparat-aparatnya korup, tidak adil, dan tidak memberikan distribusi kesejahteraan yang merata.
Baca Juga: Gunung Merapi Luapkan Belasan Guguran Lava Pijar, Warga di 6 Wilayah Ikut Terdampak