Dengan demikian, menurutnya menjadi tugas bagi semua pihak untuk memisahkan antara konten yang benar dan konten yang menyesatkan dalam medsos dan internet.
"Artinya, paham-paham seperti itu begitu cepat dan begitu banyak datanya. Inilah yang menjadi PR bagi kita semua masyarakat Indonesia bagaimana memilah dan memilih konten yang benar dan menyesatkan," ujarnya.
Menurut Rusdi Hartono, pascaserangan aksi terorisme yang dilakukan pelaku berusia muda atau kaum milenial di beberapa tempat, Polri mulai lebih berhati-hati dan mengantisipasi jaringan terorisme yang menyasar generasi milenial.
"Ini jelas sekali ya, kita mulai lakukan antisipasi karena kelompok teror yang ada sekarang pelakunya anak muda dan menyerang anak muda juga," ucap Rusdi Hartono.
Di kesempatan yang sama, Rusdi menegaskan penanggulangan terorisme bukan hanya menjadi tanggung jawab dari aparat kepolisian, tapi juga membutuhkan dukungan masyarakat dan kelompok moderat.
Maka dengan begitu, kelompok ideologi tarikan (terorisme) tidak akan mudah masuk dan melakukan aksinya di Indonesia.
"Ini perlu ditegaskan sekali lagi, karena permasalahan terorisme bukan masalah yang ringan namun justru masalah yang kompleks dan membutuhkan dukungan semua pihak," ujarnya.*** (Filio Duan/Depok.Pikiran-Rakyat.com)