Indonesia Disebut Akan Masuki Periode Supercycle, Mendag: Harga Beberapa Komoditas Akan Naik Signifikan

- 7 April 2021, 11:29 WIB
Menteri Perdagangan, Mendag RI, Muhammad Luthfi mengatakan bahwa Indonesia akan memasuki periode supercycle sehingga beberapa komoditas akan naik signifikan.
Menteri Perdagangan, Mendag RI, Muhammad Luthfi mengatakan bahwa Indonesia akan memasuki periode supercycle sehingga beberapa komoditas akan naik signifikan. /Dok. Biro Humas Kemendag


PR BEKASI - Umat Muslim di seluruh negara termasuk di Indonesia akan segera menyambut bulan suci Ramadhan.

Meskipun pandemi Covid-19, tudak menyurutkan semangat umat Muslim untuk menyambut bulan Ramadhan.

Segala hal tengah dipersiapkan untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Baca Juga: Raja Salman dan Putra Mahkota Sampaikan Belasungkawa kepada Jokowi dan Rakyat Indonesia

Baca Juga: Kasus Terorisme Dianggap Hanya Rekayasa Polisi, Lemkapi: Keterlaluan, Itu Pemikiran Ngawur

Baca Juga: Usai Disandera Selama 1 Tahun 3 Bulan, Kemlu Serahkan 4 ABK Korban Penyanderaan Abu Sayyaf ke Keluarga

Salah satunya yakni pemenuhan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi selama bulan Ramadhan.

Namun, harga komoditas menjelang Ramadhan mulai merangkak naik.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari sitis resmi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Kementerian Perdagangan, diketahui sejumlah komoditas di beberapa wilayah mengalami kenaikan secara siginifikan.

Data harga komoditas berikut diambil berdasarkan himpunan data terbaru harga komiditi ditingkat petani per 7 April 2021 pukul 07.55.

Di Indramayu, misalnya, harga gabah mengalami kenaikan sebesar 1.4 persen menjadi Rp3.700.

Baca Juga: Tak Sejalan dengan Pemerintah Soal Bawakan Lagu Komersial di Kafe, Denny Chasmala: Silakan Mainkan Lagu Saya

Baca Juga: Kritik Gus Yaqut yang Minta Tiap Acara Diisi Doa dari Semua Agama, Tere Liye: Jangan Lebay Sok Toleran

Harga kakao di Kendari naik ke level 1.8 persen sehingga harganya kini menjadi Rp28.000.

Lalu, kedelai di Grobogan mengalami kenaikan yang cukup besar, yaitu 3.2 persen dengan harga kini menjadi Rp9.800.

Harga komoditi lain masih terpantau stagnan dan belum mengalami kenaikan, sebagaimana diberitakan Depok.Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Harga Komoditas Mulai Alami Kenaikan Jelang Ramadhan, Menteri Perdagangan: Indonesia Memasuki Masa Supercycle".

Beberapa komoditi bahkan cenderung menurun, sebut saja bawang merah di Brebes yang mengalami penurunan hingga -5 persen dengan harga Rp19.000.

Melihat kondisi tersebut, Muhammad Luthfi, Menteri Perdagangan (Mendag) RI, dikutip dari Antara, menjelaskan bahwa Indonesia akan memasuki masa supercycle, yakni masa saat harga komoditas akan mengalami kenaikan.

"Indonesia akan memasuki periode supercycle, di mana harga beberapa komoditas akan naik secara signifikan, terutama komoditas dasar, yang diakibatkan pertumbuhan ekonomi baru dari permintaan yang terjadi di masa pandemi dan setelah pandemi," kata Mendag Luthfi, Jakarta.

Baca Juga: Merasa Lega, Atalarik Syach Klaim Dirinya Sudah Menang dari Tsania Marwa dalam Persidangan Harta Gono Gini

Baca Juga: Tumbuhkan Radikalisme, Said Aqil Minta Dosen Kurangi Ajarkan Akidah, Imam Shamsi: Logika Apa yang Dipakai?

Baca Juga: Cabut Surat Telegram Larangan Media Siarkan Arogansi Polisi, Kapolri: Kami Minta Maaf

Menurutnya, beberapa komoditas, seperti Minyak bumi, gas alam cair (liquefied natural gas/LNG), bijih besi dan tembaga, merupakan beberapa jenis komoditas tambang yang mengalami kenaikan harga.

"Ini bukan kali pertama Indonesia menghadapi periode supercycle. Beberapa tahun lalu, Indonesia telah mengalaminya dan seperti periode sebelumnya, periode supercylce kali ini diharapkan juga akan membawa keberuntungan dan dampak positif bagi perekonomian Indonesia," ujar Muhammad Luthfi.

Mendag menjelaskan, terdapat beberapa variabel yang turut menjadi tren perdagangan Indonesia dan berpengaruh besar terhadap kinerja perekonomian Indonesia yang terseok di tengah pandemi.

Tren pertama, munculnya investasi karena pangsa pasar yang besar yang bisa dilihat dari sektor otomotif yang kian meluas karena pasar otomotif yang relatif besar di Indonesia.

Tren selanjutnya adalah komoditas dasar Indonesia yang mampu menghasilkan barang dan jasa dengan modal yang cukup bersaing.

Oleh karena itu, komoditas dasar ini mampu memberikan keunggulan komparatif.

Salah satu produknya adalah baja stainless steel Indonesia, sekaligus menjadi produsen baja terbesar kedua di dunia.

Terakhir, komoditi perhiasan yang sektor unggulan ekspor non migas Indonesia. Sehingga komoditas ini menjadi produk yang cukup memiliki komparatif yang tinggi.

Melihat potensi tersebut, Mendag berharap akan banyak negara yang akan menjadi mitra dagang Indonesia.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah Jepang, Amerika Serikat dan Tiongkok.

"Negara-negara tersebut tak hanya sekadar menjadi mitra dagang, namun menjadi sumber investasi perekonomian nasional dengan produk-produk yang menjadi pilar utama ekspor non migas Indonesia," katanya.*** (Sidik Permana/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah