PR BEKASI - Tokoh Papua Christ Wamea mengkritik Komisaris Independen PT PELNI, Kristia Budhyarto alias Kang Dede yang membatalkan kajian Ramadhan di lingkungan PT PELNI karena dinilai radikal.
Christ Wamea mempertanyakan, dari sisi mana kajian Ramadhan tersebut dinilai radikal, sementara materi kajian belum disampaikan.
Christ Wamea menilai, mencap penceramah radikal, padahal mendengarkan materinya saja belum, maka sama saja dengan komunis.
"Dari sisi mana dibilang radikal, sementara dibatalkan sebelum disajikan materi kajian Ramadhan-nya. Belum dengar materinya sudah dibilang radikal. Ini namanya komunis," kata Christ Wamea, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @PutraWadapi, Sabtu, 10 April 2021.
Dari sisi mana dibilang radikal sementara dibatalkan sblm disajikan materi kajian ramadhannya. Belum dengar materinya sdh dibilang radikal. Ini namanya komunis.— Christ Wamea (@PutraWadapi) April 10, 2021
Christ Wamea lantas menilai bahwa hanya di rezim sekarang ini, seseorang begitu mudah memberikan stigma radikal pada sesama anak bangsa.
"Hanya pada rezim ini sangat terlalu mudah berikan stigma radikal kepada sesama anak bangsa," kata Christ Wamea.
Christ Wamea pun menilai bahwa cap radikal hanya berlaku untuk penceramah yang berbeda pendapat dengan pemerintah.