Ceramahnya Diduga Lecehkan Agama Hindu, Dosen PTS Jakarta Minta Maaf

- 19 April 2021, 06:23 WIB
Made Darmawati (kiri) menyampaikan permintaan maaf di depan Ketua PHDI, Wisnu Bawa Tenaya (kanan) atas ceramahnya yang diduga terdapat unsur pelecehan agama terhadap umat Hindu. /Humas Kemenag.
Made Darmawati (kiri) menyampaikan permintaan maaf di depan Ketua PHDI, Wisnu Bawa Tenaya (kanan) atas ceramahnya yang diduga terdapat unsur pelecehan agama terhadap umat Hindu. /Humas Kemenag. /

PR BEKASI - Seorang dosen perguruan tinggi swasta di Jakarta diduga telah melakukan pelecehan agama terhadap umat Hindu.

Diketahui, dosen bernama Made Darmawati tersebut diduga telah melakukan pelecehan agama setelah video ceramahnya viral di media sosial.

Dalam video ceramahnya tersebut, Made Darmawati bercerita tentang pengalamannya saat menganut agama Hindu, beberapa tahun lalu.

Baca Juga: UEFA Ultimatum 12 Klub Bola yang Dikabarkan Sepakat Ikut Liga Super Eropa 

Lewat siaran pers di Jakarta, Minggu, 18 April 2021, dirinya menyampaikan permintaan maaf terkait video ceramahnya tersebut.

"Dengan kerendahan hati saya menyampaikan permohonan maaf kepada segenap masyarakat atau umat Hindu dan pemuka agama Hindu serta segenap masyarakat Indonesia," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin, 19 April 2021.

Made Darmawati menyampaikan permintaan maaf setelah dirinya memperhatikan masukan, saran, dan kritik dari berbagai pihak.

Baca Juga: Inter Milan Berhasil Tahan Napoli di Stadion Diego Armando Maradona, Antonio Conte Puji Christian Eriksen

Dirinya juga mengakui bahwa pernyataannya telah melukai umat Hindu dan kehidupan beragama di Indonesia.

"Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati saya mengakui dan menyadari bahwa pernyataan saya telah melukai umat Hindu dan pemuka Hindu serta kehidupan umat beragama yang harmoni di dalam masyarakat kita," katanya.

Meski tidak memicu polemik, dosen kewirausahaan tersebut mengaku tak bermaksud menistakan atau merendahkan ajaran Hindu.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 19 April 2021: Makin Dicurigai, Akankah Hubungan Riki dan Elsa Terbongkar Malam Ini?

"Saya tidak bermaksud dan memiliki niat untuk menistakan dan mengolok-olok agama Hindu dan masyarakat atau umat Hindu. Hal ini disebabkan semata-mata karena kelemahan dan kelalaian saya," katanya.

Made Darmawati menyatakan siap bertanggung jawab, termasuk konsekuensi hukumnya, namun dia berharap masyarakat dapat menerima permohonan maafnya serta menyelesaikan persoalan itu secara kekeluargaan.

"Permintaan maaf ini tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan kejadian ini telah menyadarkan saya untuk tidak mengulangi lagi dan jadi pembelajaran," kata Made Darmawati.

Baca Juga: Intruksikan Bentuk Posko Aduan THR, Menaker Ida Fauziyah Minta Kepala Daerah Tegas Terapkan Kebijakan THR

Klarifikasi dan pernyataan maaf Made Darmawati disampaikan dalam pertemuan khusus di kompleks Pura Mustika Dharma, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu, 17 April 2021 malam.

Pertemuan khusus tersebut disaksikan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama (Kemenag) Tri Handoko Seto, dan Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Wisnu Bawa Tenaya.

Selain itu, hadir pula Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro, serta perwakilan dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

Baca Juga: Pelaksanaan PPKM Masih Berlangsung, Jam Operasional MRT Diubah Mulai 19 April 2021 

Ketua Umum PHDI Wisnu Bawa Tenaya mengatakan, pihaknya menerima dengan sepenuh hati atas permohonan maaf dari Made Darmawati.

"Mari kita juga saling menghormati. Kita juga berkomitmen jika masalah keumatan, maka akan kita segera selesaikan dengan cara yang baik," katanya.

Dirjen Bimas Hindu Kemenag Tri Handoko Seto menyambut baik langkah Made Darmawati yang bersedia meminta maaf kepada pemuka dan seluruh umat Hindu atas isi ceramahnya yang dinilai mengandung penistaan.

Baca Juga: Tanpa Ribet! Resep Hekeng Ayam Udang, Makanan Sahur yang Bisa Dijadikan Frozen Food untuk Buka Puasa 

Dia juga berharap kepada umat Hindu untuk menyelesaikan masalah ini secara hati-hati sekaligus dengan cara yang bermartabat.

"Saya berharap kita semua memiliki kewajiban untuk saling memaafkan. Terlebih dalam hubungan antar umat beragama," katanya.

"Kita harus menjaga harmoni supaya ini tidak kemudian ke depan berlarut-larut, mengganggu kegiatan kita, menyita banyak resource yang kita miliki, dan menimbulkan perpecahan antar umat beragama." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah