Mengenal Kisah Muhammad Asad, Yahudi Mualaf yang Berkarya Kenalkan Wajah Islam ke Seluruh Dunia

- 24 April 2021, 12:40 WIB
Muhammad Asad, seorang mualaf yang kenalkan wajah Islam ke seluruh dunia melalui karya 'Road to Mecca'.
Muhammad Asad, seorang mualaf yang kenalkan wajah Islam ke seluruh dunia melalui karya 'Road to Mecca'. /Tangkapan Layar YouTube/Leon

PR BEKASI – Muhammad Asad mungkin nama yang terdengar asing bagi sebagian umat Islam di Indonesia.

Akan tetapi, nama Cendekiawan Muslim ini sangat berpengaruh di kalangan dunia Arab dan sebagian mualaf di seluruh dunia.

Muhammad Asad bukanlah pemeluk Agama Islam sejak lahir. Pasalnya, ia terlahir sebagai Yahudi.

Baca Juga: Miris! Hutan Sakral Suku Baduy Dirusak, 5 Penambang Liar Jadi Dalangnya

Lantas bagaimana sosok mualaf ini berpengaruh dalam dunia Keislaman?

Berikut sepenggal kisah dari Muhammad Asad seperti dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari TRTWORLD pada Sabtu, 24 April 2021:

Suatu hari pada bulan September 1926, seorang jurnalis muda Yahudi naik kereta Berlin. Namanya Leopold Weiss.

Baca Juga: Kabar Gembira! Pemegang KIP Kuliah Bakal Memperoleh Bantuan Hingga Rp12 Juta per Semester, Simak Penjelasannya

Di sekelilingnya dia melihat wajah-wajah yang tidak bahagia dan hampa.

Kebudayaan Eropa yang tinggi, kemajuan ilmu pengetahuan dan kemajuan materi tidak cukup untuk membahagiakan rakyatnya termasuk dirinya.

Pada saat Weiss naik ke peron lagi, dia yakin ‘keselamatan’ ada di tempat lain. Dia ingin menjadi seorang Muslim dan begitulah mulanya.

Baca Juga: Sudah Lewat 72 Jam Prediksi Cadangan Oksigen KRI Nanggala-402 Habis, Pencarian Difokuskan di Celukan Bawang

Lahir pada tahun 1900 dari orang tua Yahudi bahkan nenek moyangnya adalah pemuka agama Yahudi, dia secara resmi masuk Islam beberapa hari setelah melakukan perjalanan tersebut.

Ia dibesarkan di Lwow, sebuah kota yang pada awal abad ke-20 merupakan bagian dari Austria, di rumah ayahnya yang kaya, seorang pengacara kaya.

Kedua orang tuanya bukanlah sosok religius tetapi Weiss mendapatkan Pendidikan kitab suci Yahudi dari guru privat.

Baca Juga: Sudah Lewat 72 Jam Prediksi Cadangan Oksigen KRI Nanggala-402 Habis, Pencarian Difokuskan di Celukan Bawang

Dimana pada usia 13 tahun ia bukan hanya bisa membaca Bahasa Ibrani tetapi dapat berkomunikasi dengan lancar dengan Bahasa tersebut.

Ketika dia meninggal hampir satu abad kemudian pada tahun 1992, dia adalah seorang intelektual terkenal yang dikenal di seluruh dunia Muslim sebagai Muhammad Asad.

The Road to Mecca, memoarnya yang terkenal, telah membantu memperkenalkan Islam kepada banyak orang.

Baca Juga: Gara-gara Lambat Tangani Covid-19, Mantu Jokowi Rumahkan Kadis Kesehatan Medan

Lantas melalui karyanya yang lain dan keikutsertaannya membantu Palestina membuat dirinya dikenang sebagai Cendekiawan muslim.

“Mungkin tak ada buku lain kecuali Al Quran itu sendiri yang menyebabkan lebih banyak orang masuk Islam,” kata Murad Hofmann, seorang diplomat Jerman, dan dirinya sendiri seorang mualaf.  

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, yang menjalani kehidupan glamor sebagai pemain kriket, menyebut Asad sebagai motivasi yang membawanya ke jalur yang lebih religius.

Baca Juga: Hindari Makanan Ini Selama Puasa, Simak 4 Tips Lainnya agar Aman bagi Penderita Maag
 
Sayyid Qutb, seorang tokoh terkemuka di Pan-Islamic Muslim Brotherhood, mengambil dari karya Asad untuk membentuk pandangannya sendiri tentang politik Islam.
 
Margaret Marcus, seorang wanita muda Yahudi, meninggalkan kehidupan di New York untuk tinggal di Lahore setelah membaca The Road to Mecca. Dia mengadopsi nama Maryam Jameelah dan menjadi cendekiawan Islam yang terkenal.

Terjemahan Al Quran Asad dalam bahasa Inggris disejajarkan dengan terjemahan Marmuduke Pickthall dan Abdullah Yusuf Ali.

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah