Pemerintah Rusia pun berupaya menyelamatkan nyawa dari 23 orang yang terperangkap di dasar laut tersebut.
Berbagai cara sudah dicoba. Salah satunya adalah dengan mengirim wahana penyelamat ke dalam laut, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Belajar dari Peristiwa Kecelakaan Kapal Selam Kursk, Gambaran Sulitnya Pencarian KRI Naggala-402".
Baca Juga: Miris! Hutan Sakral Suku Baduy Dirusak, 5 Penambang Liar Jadi Dalangnya
Tetapi karena sulitnya medan yang harus dilalui, dan peralatan yang kurang memadai, operasi penyelamatan menjadi mustahil dilakukan meskipun lokasi kapal sudah diketahui persis.
Hal ini diperparah kenyataan bahwa Rusia menolak bantuan dari negara lain karena menganggap kecelakaan tersebut sebagai aib yang harus disembunyikan.
Tetapi pada hari kelima setelah kapal selam Kursk tenggelam, akhirnya Presiden Vladimir Putin mengizinkan negara lain untuk ikut membantu.
Apalagi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa oksigen pada kapal KRI Nanggala 402 hanya bisa bertahan hingga Sabtu, 24 April 2021 pukul 03.00 WITA dini hari.
Hal ini juga diperparah oleh kondisi di mana bodi kapal dari KRI Nanggala 402 masih belum ditemukan hingga kini.*** (Alza Ahdira/Pikiran-Rakyat.com)