Pencarian Dinilai Sulit, Hilangnya KRI Nanggala 402 Disebut Mengingatkan pada Kecelakaan Kapal Selam Kursk

- 24 April 2021, 12:58 WIB
Pencarian atas hilangnya KRI Nanggala 402 dinilai sulit dan disebut mengingatkan pada insiden kecelakaan kapal selam Kursk.
Pencarian atas hilangnya KRI Nanggala 402 dinilai sulit dan disebut mengingatkan pada insiden kecelakaan kapal selam Kursk. /youtube.com/ DW News

 

PR BEKASI - Indonesia tengah menghadapi hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402.

KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang pada Rabu, 21 April 2021 setelah meminta izin untuk latihan tembak strategis di perairan Bali.

Kabar tersebut sontak mengejutkan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Ungkap Pengalamannya saat Naiki KRI Nanggala-402, Syahrial Nasution: Semoga Tuhan Lindungi Mereka

Tak hanya itu, sejumlah negara pun turut membantu dalam pencarian KRI Nanggala 402.

Banyak pihak di seluruh dunia menakutkan bahwa hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402 akan berakhir buruk.

Seorang mantan komandan dari kapal selam, Ryan Ramsey menyatakan bahwa nasib dari kapal selam tersebut bahkan mustahil untuk diselamatkan.

Baca Juga: Persatuan Dukun Nusantara Ikut serta Cari Kapal Selam KRI Nanggala-402: Kita Dobrak Pintu Arsy

Rasanya jika melihat apa yang dikatakan oleh Ryan Ramsey tersebut, nasib dari KRI Nanggala 402 bisa saja memang berakhir buruk.

Apalagi jika melihat fakta bahwa kecelakaan kapal selam bukan yang pertama kalinya terjadi di seluruh dunia.

Salah satu perisitwa kecelakaan kapal selam paling terkenal yang ada di dunia adalah tragedi kapal selam Kursk pada 18 Agustus 2000.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Historia, peristiwa kapal selam Kursk terjadi di Laut Barents dan menewaskan 118 orang.

Baca Juga: Mengenal Kisah Muhammad Asad, Yahudi Mualaf yang Berkarya Kenalkan Wajah Islam ke Seluruh Dunia

Apa penyebab dari kecelakaan ini? apa pula kesamaannya dengan menghilangnya kapal KRI Nanggala 402?

Kecelakaan dari kapal selam Kursk disebabkan adanya kebocoran gas yang terjadi di kompartemen yang menyimpan torpedo pada kapal.

Kebocoran ini menyebabkan dua ledakan besar yang langsung membuat kapal karam seketika di dasar Laut Barents.

Baca Juga: Buka Suara Soal Prahara Rumah Tangganya dengan Sule, Nathalie Holscher: Sedih kenapa Keluarga Harus Begini

Nyaris seluruh kru dalam kapal tewas karena hal ini. Tetapi ada 23 orang yang sempat selamat karena berada di kompartemen yang berbeda.

Pemerintah Rusia pun berupaya menyelamatkan nyawa dari 23 orang yang terperangkap di dasar laut tersebut.

Berbagai cara sudah dicoba. Salah satunya adalah dengan mengirim wahana penyelamat ke dalam laut, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Belajar dari Peristiwa Kecelakaan Kapal Selam Kursk, Gambaran Sulitnya Pencarian KRI Naggala-402".

Baca Juga: Miris! Hutan Sakral Suku Baduy Dirusak, 5 Penambang Liar Jadi Dalangnya

Baca Juga: Kabar Gembira! Pemegang KIP Kuliah Bakal Memperoleh Bantuan Hingga Rp12 Juta per Semester, Simak Penjelasannya

Tetapi karena sulitnya medan yang harus dilalui, dan peralatan yang kurang memadai, operasi penyelamatan menjadi mustahil dilakukan meskipun lokasi kapal sudah diketahui persis.

Hal ini diperparah kenyataan bahwa Rusia menolak bantuan dari negara lain karena menganggap kecelakaan tersebut sebagai aib yang harus disembunyikan.

Tetapi pada hari kelima setelah kapal selam Kursk tenggelam, akhirnya Presiden Vladimir Putin mengizinkan negara lain untuk ikut membantu.

Apalagi Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa oksigen pada kapal KRI Nanggala 402 hanya bisa bertahan hingga Sabtu, 24 April 2021 pukul 03.00 WITA dini hari.

Hal ini juga diperparah oleh kondisi di mana bodi kapal dari KRI Nanggala 402 masih belum ditemukan hingga kini.*** (Alza Ahdira/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: pikiran -rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah