Doktor Lulusan Swedia Mundur dari BUMN Usai Dituding Dukung ISIS, Begini Pendapat Rocky Gerung

- 27 April 2021, 17:07 WIB
Rocky Gerung menyoroti doktor lulusan Swedia yang mundur dari BUMN usai dituding dukung ISIS.
Rocky Gerung menyoroti doktor lulusan Swedia yang mundur dari BUMN usai dituding dukung ISIS. /YouTube Rocky Gerung

PR BEKASI - Doktor atau S3 dari Chalmers University of Technology Swedia, Kuntjoro Pinardi mundur dari jabatannya di sebuah BUMN, yakni dari Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero) setelah lima hari menjabat.

Dia mengaku bahwa setelah menjabat di BUMN tersebut, banyak pihak yang tidak setuju atas penunjukkan dirinya menjadi direksi dengan alasan dia dituding mendukung dan berkaitan dengan radikalisme ISIS.

Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung mengaku heran dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini, karena komisaris BUMN justru dipenuhi oleh para relawan Jokowi yang latar kemampuan dan pendidikannya saja tidak jelas.

Baca Juga: Kepala BIN Papua Gugur Ditembak Mati Anggota KKB, Haris Pertama: Tangkap Hidup atau Mati!

"S3 Swedia, ini orang-orang bagus mundur dari BUMN, sementara saat ini BUMN malah diisi oleh para komisaris yang kita gak tahu prospeknya. Kerjaannya cuman bisa melarang orang pengajian online," ucapnya.

Rocky Gerung yakin, mundurnya Kuntjoro adalah langkah yang tepat baginya karena tentu lingkungan BUMN saat ini tidak seperti dahulu yang diisi oleh orang-orang kompeten di bidangnya.

Bahkan dia menduga, komisaris lain sengaja menyebarkan berita bohong soal Kuntjoro demi kepentingan mereka.

Baca Juga: Inspirasi Menu Berbuka dengan Roti Maryam, Mudah Dibuat Tanpa Menggunakan Mixer dan Tanpa Oven

"Dia akhirnya mengundurkan karena dia tahu akan mengalami tekanan segala macam, karena pasti intriknya sudah dimulai. Saya bisa bayangkan yang menyebarkan intrik ya komisaris juga," ucapnya.

"Komisaris yang kemampuan dan S1, S2, S3nya gak jelas pasti karena perlakuannya begitu," ucap Rocky Gerung menambahkan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Selasa, 27 April 2021.

Jadi, kemampuan jajaran petinggi BUMN saat ini, menurutnya, hanya diukur melalui isu. Isu pernah berhubungan dengan suatu partai, berarti dekat dengan ISIS.

Baca Juga: Risma Sambangi Seluruh Keluarga Awak KRI Nanggala-402, Guru Besar IPB: Memang Jiwa Sosialnya Tinggi Sekali

"Pada akhirnya semua orang yang di bawah bendera Islam selalu dianggap sebagai kader ISIS atau HTI. Bagian ini yang bikin kita gak bisa mengerti, apa sebetulnya kualifikasi untuk menjadi jadi komisaris itu," ungkapnya.

Rocky Gerung mengatakan, Kuntjoro memiliki pengetahuan yang lebih dari sekadar seorang direksi, apalagi seorang komisaris.

Naasnya, kata Rocky, di saat orang-orang pintar seperti Kuntjoro mundur, kebanyakan komisaris di BUMN saat ini justru berasal dari orang-orang yang memuja Jokowi bukan berdasarkan ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Amalan di Malam Nuzulul Quran, Salah Satunya Perbanyak Doa Agar Permintaannya Segera Dikabulkan

Maka dari itu Rocky Gerung menyimpulkan bahwa buzzer adalah akar masalah dari Indonesia yang semakin hari semakin hancur.

"Jadi buzzer itu ini memang bener-bener biang dari kebobrokan bangsa ini, bahkan dia harus bermain intrik supaya gak ada saingan sebagai komisaris," tutup Rocky Gerung.

Sebelumnya, Kuntjoro juga telah buka suara terkait maraknya tudingan tentang dirinya yang dikaitkan dengan ISIS.

Baca Juga: Pengamat Sebut Tenggelamnya KRI Nanggala karena Kelebihan Muatan, TNI AL: Sama Sekali Tidak Benar

"Bagi saya pribadi, tudingan bahwa saya pendukung ISIS dan HTI sama sekali tidak bisa saya terima. Saya memang pernah menjadi calon legislatif PKS dalam Pemilu 2014 di daerah pemilihan Jawa Tengah," katanya.

"Setelah gagal terpilih, saya mundur dari partai tersebut dan kembali ke dunia akademis dan bisnis sesuai bidang keahlian saya," tegas Kuntjoro menambahkan.

Di Indonesia memang praktik memberikan jabatan komisaris BUMN pada sejumlah politisi maupun relawan pendukung rezim sudah sangat lazim.

Baca Juga: 4 Hikmah Penting Malam Nuzulul Quran yang Jatuh pada 17 Ramadhan, Umat Islam Jangan Lewatkan

Pada praktiknya, kompetensi komisaris terkadang tidak terkait dengan sektor usaha BUMN tempatnya bernaung.

Pada akhir tahun 2020 saja, Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat beberapa nama yang sebelumnya menjadi tim sukses pemenangan atau relawan Jokowi di Pilpres.

Oleh karena itu, dari waktu ke waktu, jumlah relawan Pilpres di perusahaan negara terus bertambah. Ini belum termasuk daftar timses Pilpres yang ditempatkan di anak dan cucu BUMN.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x