Kritik TWK KPK, Geisz Chalifah Sebut Seharusnya yang Layak Tak Lolos Tes Adalah Pengujinya

- 9 Mei 2021, 20:10 WIB
Ilustrasi: Geisz Chalifah menanggapi tentang TWK pegawai KPK.
Ilustrasi: Geisz Chalifah menanggapi tentang TWK pegawai KPK. /ANTARA/Indrianto Eko/

PR BEKASI - Komisaris Ancol Geisz Chalifah turut mengkritik pelaksanaan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) terhadap pegawai KPK beberapa waktu lalu.

Terkait wawasan kebangsaan sendiri, Geisz Chalifah mengungkapkan bagaimana dirinya dahulu bersama-sama temannya semasa kuliah kerap berdiskusi persoalan tersebut dengan Cendikiawan Muslim Nurcholish Madjid atau Cak Nur.

"Bertahun-tahun tiap hari selasa di gedung Utama (Buncit Raya, belum ada kampus Paramadina) kami 12 orang mahasiswa selalu berdiskusi dengan Caknur," ucap Geisz Chalifah, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @GeiszChalifah, Minggu, 9 Mei 2021.

"Deni JA, Elza PT, Budi MR, Boni Sejarah dan lain-lain," sambungnya.

Baca Juga: Pegawai KPK Ditanya Bersedia Lepas Jilbab, Ustaz Hilmi: Ini Pelanggaran HAM dan Sila Pertama Pancasila

Tangkapan layar cuitan Geisz Chalifah.
Tangkapan layar cuitan Geisz Chalifah.

Terkait TWK, 75 orang dinyatakan tak lolos tes, Geisz Chalifah mengungkapkan bahwa baginya seharusnya yang tidak lulus dari tes tersebut ialah sang penguji.

"Sekarang lagi ramai soal test wawasan kebangsaan. Menurut gue: yang tidak lulus adalah pengujinya," Ujarnya.

Seperti diketahui, penyelenggaraan TWK terhadap pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) beberapa waktu lalu tengah menjadi sorotan.

Baca Juga: Pegawai KPK Ditanya Bersedia Jadi Istri Kedua, Sherly Annavita: Ini TWK atau Alasan untuk Menyingkirkan?

Pasalnya, materi soal yang ditanyakan dalam tes tersebut dianggap sama sekali tidak berhubungan dengan pemberantasan korupsi.

Disebutkan, terdapat pegawai KPK yang mengaku ditanya sholat Subuh baca doa Qunut atau tidak, hingga tanggapan sikap terhadap LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) saat mengikuti TWK itu.

Itulag kemudian yang membuat tes tersebut banyak dikritik oleh banyak pihak karena hal itu.

Salah satunya, Pengamat Hukum Tata Negara, Feri Amsari yang menilai tujuan tes tersebut hanya ingin menggiring opini publik bahwa benar adanya di tubuh KPK terdapat ideologi taliban, radikal, dan sejenisnya.

Baca Juga: Pegawai KPK Ditanya Bersedia Lepas Jilbab, Aktivis: Wawasan Kebangsaan Seperti Apa yang Diharapkan?

"Jadi novel dan 74 pegawai KPK mau diframing radikal, taliban, dan tidak pancasilais via tes wawasaan kebangsaan," ucap Feri Amsari.

TWK itu sendiri merupakan syarat peralihan status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Terkait tes tersebut, KPK pun telah mengumumkan bahwa sebanyak 1.274 pegawainya dinyatakan memenuhi syarat dalam TWK tersebut.

Adapun 75 orang lainnya dinyatakan tidak memenuhi syarat serta terdapat 2 orang yang tak hadir dalam tes.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @GeiszChalifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah