Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom, Effendi Gazali: Orang yang Jadi Komisaris BUMN Itu Ternyata Gak Luar Biasa

- 2 Juni 2021, 12:24 WIB
Effendi Gazali menilai, setelah Abdee Slank jadi Komisaris Telkom, dia melihat bahwa orang yang jadi Komisaris BUMN itu ternyata biasa saja.
Effendi Gazali menilai, setelah Abdee Slank jadi Komisaris Telkom, dia melihat bahwa orang yang jadi Komisaris BUMN itu ternyata biasa saja. /Tangkap Layar YouTube.com/Indonesia Lawyers Club/

PR BEKASI - Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali memberikan tanggapan terkait diangkatnya Gitaris Band Slank Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank sebagai Komisaris PT Telkom Indonesia.

Effendi Gazali menilai bahwa setelah diangkatnya Abdee Slank menjadi Komisaris BUMN, orang-orang yang jadi komisaris di BUMN menjadi tidak luar biasa lagi.

Hal itu disampaikan Effendi Gazali saat menjadi narasumber di acara "Catatan Demokrasi" bertajuk "Rame-rame Jadi Komisaris, Setelah Abdee Siapa Lagi" pada Selasa, 1 Juni 2021.

Baca Juga: Arya Sinulingga Yakin Abdee Slank Bisa Buat Telkom Lebih Maju: Kalau Gak Yakin, Kami Gak Angkat

"Dengan adanya hal-hal seperti ini, saya jadi melihat bahwa orang-orang yang jadi komisaris di BUMN itu gak luar biasa-luar biasa betul," kata Effendi Gazali, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Rabu, 1 Juni 2021.

"Baik kenapa mereka terpilih sampai kontribusinya bagi bangsa. Bukan gak ada, tapi menjadi tidak luar biasa," sambungnya.

Effendi Gazali juga mengatakan, seandainya key performance indicator tidak ada, maka menjadi Komisaris BUMN menjadi hal yang biasa-biasa saja.

"Sekarang ada key performance indicator. Kalau tidak ada itu, menjadi Komisaris BUMN itu menjadi tidak luar biasa dan biasa-biasa saja," ujar Effendi Gazali.

Baca Juga: Artis 15 Tahun Perankan Istri Ketiga di Sinetron 'Zahra', Ernest Prakasa Kritik Indosiar: Sangat Keterlaluan!

Pasalnya, Effendi Gazali menilai, orang-orang masuk ke BUMN menjadi tidak punya tantangan karena kondisi perusahaan yang dinilai sudah cukup baik

"Karena begini, ada orang-orang yang masuk di BUMN yang mungkin tidak punya tantangan besar. Sudah untung, sudah jalan sendiri. Jadi dia masuk di situasi 7 atau 8, selesainya di 7 atau 8 pun gak masalah. Makanya menjadi tidak luar biasa," tutur Effendi Gazali.

Bahkan menurutnya, jika orang yang menjadi Komisaris BUMN itu masuk ke perusahaan yang kondisinya minus 6, selesai di minus 6 pun tak masalah, karena akan dianggap sulit.

Baca Juga: Fahd Pahdepie Unggah 2 Bukti Transfer: Sisanya, Saya Undang Guntur Romli-Eko Kuntadhi untuk Lihat Sendiri

Effendi Gazali lantas mempertanyakan apakah pemerintah mau menjadikan marwah Komisaris BUMN menajadi sesuatu yang penting.

"Apakah kita mau menjadikan marwah Komisaris BUMN ini menjadi sesuatu yang penting kembali? Ini marwahnya mau ditegakkan demi kompetensi yang sudah ada key performance indicator-nya atau biasa aja?," kata Effendi Gazali.

Efendi Gazali lalu menjelaskan pernyataan Adian Napitulu pada 2019 lalu soal pihak Istana yang meminta daftar aktivis 1998, yang bisa membantu BUMN.

"Termasuk, saya tertarik loh dengan Bang Adian, dia pernah bicara tahun lalu, dia mengatakan bahwa pada tahun 2019 dari Istana itu pernah meminta daftar dari mereka-mereka yang merupakan aktivis 1998, yang bisa membantu si BUMN," kata Effendi Gazali.

Baca Juga: Tulis Pesan untuk Anak Usai Dicap Buruk oleh Larissa Chou, Alvin Faiz: Abi Tidak Sejahat yang Dia Katakan

"Lalu dia berandai-andai kalau ada 1000 perusahaan dengan 6 komisaris maka akan ada 6000 posisi. Kalau 10 persen saja berasal dari para aktivis atau partai politik, berarti ada 600," sambungnya.

Menurutnya hal itu bukan masalah, asal diadu 3 hal penting, yakni dari partai politik mana, kompetensinya apa, dan siapa yang paling memahami tujuan presiden.

"Tantangan Adian itu menarik, diadu betul tiga hal, dari partai politik mana, jadi artinya yang lebih dulu mendukung dan mencalonkan itu dapat lebih besar, yang ikutan belakangan lebih kecil," ujar Effendi Gazali.

"Kedua kompetensinya, dan yang ketiga mana yang paling memahami jalan pikiran presiden. Tiga itu dibikin skornya, dialah yang masuk 600 dari 6000," sambungnya.

Baca Juga: Bela Ayu Ting Ting yang Disebut Tak Sopan oleh Netizen, Deddy Corbuzier: Kalian Kelewatan, Itu Cuma Akting!

Meski demikian, Effendi Gazali berharap pemerintah menjadikan marwah Komisaris BUMN menjadi sesuatu yang penting.

"Saya ingin lebih menekankan, mudah-mudahan marwah mereka yang menjadi komisaris ini jadi sesuatu yang penting, dengan keberhasilan mencapai hal-hal yang sudah ditentukan key performance indicator tadi," tuturnya.

"Tapi kalau enggak, ini seperti birokrasi kompleks jadinya, atau kalau dibalik kompleks birokrasi. Siapa saja dari tim pemenangan itu menjadi bisa, selama jumlahnya tidak lebih dari 10 persen," kata Effendi Gazali.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x