"Batas waktu juga kan cuma sampai 10 malam, sedangkan kita baru jalan jam 1 siang. Kadang nyampai pagi kita, kalau gak gitu kita gak ketemu buat kelebihan kita," kata Terisnilawati.
Terisnilawati pun mengaku dirinya pernah terjaring razia PPKM oleh Satpol PP, karena dirinya masih berjualan sampai jam 12 malam.
"Sempat (kena razia), itu jam 12 malam, kita mau ngabisin tahu, udah kecapean juga sebenarnya. Jadi mau ngehabisin yang di box, tapi masih ada tahu sisanya. Cuma diberhentiin sama Satpol PP, udah gak bisa lewat lagi besok-besok," tuturnya.
Setelah kena razia itu, Terisnilawati tetap berjualan, hanya saja kali ini dia menjadi sedikit lebih nakal dan berusaha mengakali para petugas.
"Kita tetap dagang, kadang kalau ketemu Satpol PP kita jadinya nakal, kita mantiin lampu dan toanya, kita bilang 'kita udah mau pulang kok Pak'," kata Terisnilawati.
"Jadi kadang ngumpet-ngumpet. Kalau gak gitu, ya kita gak dapat uang," sambungnya.
Terisnilawati lantas mengungkapkan bahwa dirinya memiliki 5 orang anak, dan penghasilan paling tinggi yang didapatnya dalam sehari hanya sekitar Rp50.000
"Anak-anak saya 5 orang. Kita paling tinggi (pendapatan) Rp50.000, tapi kalau lagi bagus bisa Rp75.000-Rp80.000. Itu udah bersih lah," ucapnya.