"Kita ngontrak, sebulannya Rp50.000. Cuma kita sekamar ngontrak nya, jadi sekamar berenam sama saya. Suami sudah pisah. Tapi alhamdulillah dibantu sama anak saya yang pertama, jualan tahu juga," sambungnya.
Tak hanya kesulitan untuk biaya kontrakan, Terisnilawati juga kesulitan menyediakan kuota untuk anak-anaknya sekolah online.
"Kadang kita gak ngerjain (tugas) karena gak ada kuota. Jadi kadang mengikuti (sekolah online), kadang enggak. Paling tidak saya utamakan untuk sekolah," kata Terisnilawati.
Sedangkan untuk makan sehari-hari, Terisnilawati bersyukur karena anak-anaknya mau mengerti dan tak rewel soal makanan.
"Alhamdulillah anak-anak saya mau ngerti, jadi makan apa aja mereka mau. Alhamdulillah punya tetangga juga baik-baik," kata Terisnilawati.
Terakhir, Terisnilawati mangatakan sejak berlakunya perpanjangan PPKM, dirinya belum bisa berjualan tahu bulat lagi karena kesulitan modal lantaran terakhir kali berjualan dagangannya tak laku sama sekali.
"Dari pas PPKM ini memang saya belum sempat dagang lagi, karena pulang dagang gak dapet duit. Terakhir saya dagang cuma dapat Rp15.000," ucapnya.
"(Gak ada modal) Kita ngutang setoran dulu, kadang bukannya kita dapat duit malah tambah utang banyak," kata Terisnilawati.***