PR BEKASI - Politisi Partai Demokrat Yan Harahap menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menyatakan penanganan pandemi corona dilakukan secara senyap.
Selain itu, Yan Harahap juga menyatakan bahwa Jokowi tak hanya mengatakan pandemi corona ditangani dengan senyap, tetapi juga melibatkan intelijen di dalamnya.
Namun, Yan Harahap merasa heran dengan pernyataan Jokowi tersebut, lantaran pernyataan penanganan pandemi corona secara senyap itu malah diumumkan keras-keras.
"Pak @jokowi mengatakan pihaknya menangani wabah corona secara senyap dan libatkan intelijen," katanya.
"Anehnya diumumkan keras-keras. Terus senyapnya di mana?" katanya, melanjutkan, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @YanHarahap pada Sabtu, 31 Juli 2021.
Dia menilai, pemerintah wajib memberikan pengumuman perihal penanganan penyebaran wabah.
Hal itu menurutnya agar rakyat dapat memonitor dan bisa lebih hati-hati dalam bertindak.
"Lagian, pemerintah kan wajib umumkan penyebaran wabah ini, agar rakyat monitor dan lebih berhati-hati. Kok malah senyap?" tutur Yan Harahap.
Baca Juga: Rektor UI Ari Kuncoro Akhirnya Mundur dari Kursi Komisaris BRI, Yan Harahap: The Power of Netizen
Diketahui pernyataan Jokowi terkait penanganan pandemi corona tersebut dilontarkan saat awal Covid-19 merebak di Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta menyampaikan hal itu di Bandara Soekarno-Hatta pada 13 Maret 2020.
Ketika itu, dia mengungkapkan telah mengambil langkah-langkah yang serius dalam menangani Covid-19.
Di sisi lain, Jokowi menyebut tak menginginkan adanya kepanikan dan keresahan di masyarakat.
Baca Juga: Mahfud MD Bahas Vaksin Berbayar, Yan Harahap: Episode Sinetronnya Sudah Selesai?
Oleh karena itu, dikatakannya penanganan Covid-19 dilakukan tanpa adanya suara, serta dilakukan secara tenang.
"Harus tetap tenang, dan berupaya keras menghadapi ini," tuturnya.
Dalam kesempatan itu pun Jokowi menjelaskan penanganan perihal pasien terinfeksi corona, yang saat itu masih disebut dengan angka.
Mantan Wali Kota Solo ini juga memaparkan bahwa setiap adanya kasus baru pasien terinfeksi, maka dengan cepat akan langsung dibatasi.
"Ada klaster baru tim reaksi cepat langsung memagari," ujar Jokowi.***