Kematian Akibat DBD Hampir 500 Jiwa, Dokter Reisa Broto Asmoro: Sekarang Kita Produktif Lagi

- 4 Juli 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi nyamuk.
Ilustrasi nyamuk. /Pixabay/Fotoshop Tofs/

 

PR BEKASI - Angka kematian akibat DBD (demam berdarah dengue) di Indonesia hampir mencapai 500 jiwa dan tersebar di 465 kabupaten dan kota.

Kementerian Kesehatan melaporkan, kini jumlah kasus DBD mencapai lebih dari 700.000 kasus. Gugus Tugas Nasional meminta masyarakat waspada ancaman DBD saat masih melawan virus corona.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs BNPB, Sabtu 4 Juli 2020, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan, DBD adalah salah satu tantangan terberat pemerintah Indonesia

DBD menjadi beban kesehatan masyarakat yang juga mengancam selain pandemi virus corona.

Baca Juga: Pria AS Meninggal Akibat Covid-19 Sehari Setelah Ungkap Rasa Sesalnya Hadiri Pesta Tanpa Masker

“Di tengah pandemi Covid-19, kita juga harus menekan angka kesakitan DBD. Kita harus tetap bergerak, memantau nyamuk baik secara mandiri, bersama-sama, maupun bekerja sama dengan pemerintah,” kata Reisa Broto Asmoro saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat 3 Juni 2020.

Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat menjaga kebersihan lingkungan secara rutin sebulan sekali.

“Sekarang kita mulai produktif kembali, maka mari perhatikan saluran air, tempat nyamuk bertelur, dan tempat-tempat dengan reservoir air,” katanya.

Nyamuk aedes aegypti lebih senang bersarang di air yang bersih yang dibiarkan tergenang.

Baca Juga: Naik Status Ekonomi, Indonesia Diprediksi Akan Lepas dari Jerat Resesi

Terkait hal itu, Reisa Broto Asmoro menyampaikan langkah-langkah solusi pencegahan dengan melakukan 3M, yaitu menguras penampungan air bersih atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk.

“Itu adalah langkah-langkah utama pencegahan DBD,” ucapnya.

Langkah lain yang praktis yaitu jangan menggantung pakaian bekas pakai yang berpotensi menjadi tempat persembunyian nyamuk DBD di dalam rumah.

“Kebiasaan baru yang mengharuskan kita untuk membersihkan diri setelah sampai di rumah, sekaligus memastikan pakaian yang kita pakai setelah aktivitas langsung dicuci. Sejalan dengan pesan pemerintah untuk memberantas Covid-19, sekaligus dapat mencegah DBD,” kata Reisa Broto Asmoro.

Baca Juga: Sempat Memohon, Ahok Beberkan Kisah Perselingkuhan Veronica Tan dengan 'Good Friend'

Lebih lanjut, Reisa Broto Asmoro meminta warga untuk berkoordinasi dengan pengelola lingkungan dalam upaya pemberantasan nyamuk di pemukiman. 

Puncak kasus DBD biasa terjadi menjelang pertengahan tahun. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa wilayah dengan banyak kasus DBD merupakan wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi seperti Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x