Tidak hanya itu, remaja malang itu juga didiagnosis mengidap eosinophilic meningo-encephalitis, semacam meningitis, dan mengalami koma selama sekitar 420 hari.
Usai siuman, ia didiagnosis cedera otak yang serius. Komplikasi lebih lanjut dari infeksi awal membuatnya lumpuh dan membutuhkan perawatan terus-menerus.
Sebab itu, ia memerlukan bantuan kursi roda dan tabung untuk dapat mencerna makanan.
Baca Juga: Jokowi Sebut Tak Perlu Sok-sokan Melockdown Provinsi: Karena Akan Mengorbankan Kehidupan Masyarakat
Sementara itu, ibu Sam Ballard, Katie Ballard, mengatakan tidak menyalahkan keusilan teman-teman anaknya sebagai biang kerok nasib malang yang menimpa anaknya. Ia juga tidak menyalahkan tingkah konyol anaknya.
Ia dilaporkan menerima peristiwa itu dengan lapang dada.
Namun, biaya pengobatan yang ia terima cukup besar berdampak pada ekonomi keluarganya. Ia mengaku bahwa tidak memiliki uang untuk biaya pengobatan.
Baca Juga: Tolak RUU Ciptaker Dibawa ke Rapat Paripurna, F-Demokrat: Pemerintah Terlalu Memaksakan Kehendak!
“Ini hancur, mengubah hidupnya selamanya, mengubah hidup saya selamanya. Dampaknya sangat besar,” ujar dia.
Teman-teman Sam membuat donasi untuk membantu meringankan biaya pengobatan Sam.