"Jadi orang tidak menyalurkan kemarahannya di tempat-tempat umum, apalagi dengan merusak fasilitas publik, halte, perkantoran," ucapnya.
Dia menyatakan, untuk meredam kemarahan publik, tidak bisa lagi dengan pendekatan unjuk kekuatan atau menggunakan pendekatan represif dengan menunjukkan kekuatan dan kekuasaan, sehingga semua lawan yang membangkang dipukul mundur.
Yang diperlukan sekarang ini, kata dia, adalah tempat untuk berdialog, karena situasi saat ini terjadi kebuntuan komunikasi.
Baca Juga: KKSB Papua Kembali Menyerang, TNI: Mereka Menerapkan Taktik Licik dan Mengorbankan Warga Sipil
"Dialog itu bisa dilakukan di mana saja, tapi saya kira di MPR yang paling tepat. Dialog bisa dilakukan secara virtual, yang penting ada penyalurannya." tuturnya.***