Network
PR BEKASI - Ketua DPR RI Puan Maharani mengunggah potongan video saat dirinya memimpin Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi UU Cipta Kerja pada Senin, 5 Oktober 2020 lalu.
Puan Maharani memaparkan bahwa dalam masa persidangan 1 tahun sidang 2020-2021, DPR RI sudah melakukan penyelesaian pembahasan terhadap 5 RUU, salah satunya RUU Cipta Kerja.
"RUU Cipta Kerja telah dapat diselesaikan oleh Pemerintah dan DPR melalui pembahasan yang intensif, dan dilakukan secara terbuka, cermat, dan mengutamakan kepentingan nasional, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang," kata Puan Maharani dalam Rapat Paripurna DPR RI, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Instagram @puanmaharaniri, Selasa, 13 Oktober 2020.
Baca Juga: Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Kota Bekasi Hari Ini, Selasa 13 Oktober 2020
Dirinya berharap dengan adanya UU Cipta Kerja, ekosistem usaha di Indonesia akan tumbuh menjadi lebih baik dan membawa kemajuan untuk Indonesia.
"Melalui UU Cipta Kerja, diharapkan dapat membangun ekosistem berusaha di Indonesia yang lebih baik dan dapat mempercepat terwujudnya kemajuan Indonesia," ujar Puan Maharani.
Menurutnya, apabila masih ada masyarakat Indonesia yang belum puas dengan isi UU Cipta Kerja, maka masih ada ruang terbuka untuk dapat menyempurnakan UU Cipta Kerja.
"Apabila undang-undang ini masih dirasakan oleh sebagian masyarakat belum sempurna, maka sebagai negara hukum, terbuka ruang untuk dapat menyempurnakan undang-undang tersebut melalui mekanisme yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," tutur Puan Maharani.
Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Bekasi Hari Ini Selasa 13 Oktober 2020, Dua Wilayah Akan Terdampak
Puan Maharani juga memaparkan, DPR akan terus mengevaluasi dan memastikan UU Cipta Kerja dilaksanakan untuk kepentingan nasional dan rakyat Indonesia.
"DPR melalui fungsi pengawasan akan terus mengevaluasi saat UU tersebut dilaksanakan dan akan memastikan bahwa UU tersebut dilaksanakan untuk kepentingan nasional dan kepentingan rakyat Indonesia," kata Puan Maharani.
Unggahan Puan Maharani tersebut lantas dibanjiri komentar dari warganet. Namun sayangnya, alih-alih mendapat dukungan dan simpati, warganet justru ramai-ramai menuliskan komentar dengan nada mencemooh, menjelek-jelekkan, menghujat hingga mendoakan yang tidak baik.
"Mari kita aminkan, semoga orang ini segera dipanggil di sisi-Nya," tulis akun @bedjo_benjo.
Baca Juga: Mengadu ke Dewan Pers, GPMN: Tunggu Tanggal Mainnya, Nikita Mirzani!
"Wajah Ibu boleh dijadikan sampul Yasin?," tulis akun @atalla_dava.
"Ibu titisan dajjal ya? Sikapnya sama soalnya, sama-sama menggoda manusia buat memaki Ibu," tulis akun @rdnangelinaaa.
"Yang kayak gini boleh dijadiin tumbal gak?," tulis akun @andy_praditya23.
Ada komentar bernada pujian, tapi sayangnya itu ditujukan untuk presenter Najwa Shihab dan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Baca Juga: Cegah Intimidasi Saat Meliput Demonstrasi, Polri Siapkan Rompi Khusus bagi Jurnalis
"Perempuan yang pemberani, berparas cantik, dan pekerja keras. Semangat terus Mbak Najwa," tulis akun @gemmagall_.
"Bangga banget, salah satu perempuan terhebat di Indonesia dan sering disebut Kartini muda. Salut banget sama Mbak Najwa," tulis akun @fahmimartaputra98.
"Perempuan yang pemberani, tegas, pintar, kerja keras, terus maju dan semangat Ibu Susi Pudjiastuti," tulis akun @marcelldian12.
Bahkan, ada yang menyindir sekaligus mengkritik aksi Puan Maharani saat mematikan mikrofon Fraksi Demokrat ketika sedang memberi tanggapan terkait RUU Cipta Kerja pada Rapat Paripurna pekan lalu.
Baca Juga: Pekan Kedua Oktober, Telur Ayam, Cabe Merah, dan Bawang Putih di Jawa Barat Alami Kenaikan
"Si kecil aktif ya moms, suka matiin mic," tulis akun @ichamayang24.
"Kepentingan masyarakat bagian mana? Kalau kepentingan masyarakat, gak bakal orang-orang pada demo. Terbuka, kenapa situ matiin mic?" tulis akun @t.marcella.
"Bu Puan ngomong, saya jadi pengen matiin mic-nya deh, gemes banget pengen nyentil ginjalnya," tulis akun @mwah_37.***
