Ceritakan Awal Terbentuknya KAMI, Gatot Nurmantyo: Ternyata Saya Masih Punya 'Utang' ke Negara

- 17 Oktober 2020, 10:16 WIB
Presidium KAMI Gatot Nurmatyo.
Presidium KAMI Gatot Nurmatyo. /Youtube/@Karni Ilyas Club./

PR BEKASI - Setelah pensiun dari TNI, Jenderal Purnawirawan TNI Gatot Nurmantyo akhir-akhir ini tengah menjadi pusat perhatian publik dan pemerintah usai mendeklarasikan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Dirinya semakin ramai diperbincangkan publik, baik di media sosial maupun di media massa saat kerap kali menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang dinilai sejumlah pihak sangat vokal dan terkesan oposisi.

Dalam sebuah perbincangan bersama salah seorang tokoh jurnalis senior dan pejuang hukum Indonesia yakni Karni Ilyas, Gatot Nurmantyo menceritakan awal terbentuknya KAMI.

Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa awalnya dia sangat berhutang kepada keluarganya, terutama kepada anak dan istrinya.

Baca Juga: Anggap Berkiblat ke Tiongkok, Fahri Hamzah: Investor Barat Akan Tertawa Lihat Omnibus Law Indonesia

"Singkatnya saya sangat berutang dan dapat dikatakan sebagai orang tua dan suami yang tidak banyak mempunyai perhatian terhadap anak dan istri saya. Karena sejak Letnan saya tugas operasi yang istilahnya bergilir. Bukan bergilir, jadi saya pulang, berangkat lagi," kata Gatot Nurmantyo, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu, 17 Oktober 2020.

Dirinya bahkan menceritakan, sejak awal menikah dirinya hanya memiliki sedikit waktu bersama sang istri.

"Sampai orang lain bulan madu, saya hanya menikah, malam selesai, jam empat pagi sudah berangkat lagi. Saya punya anak satu pun, anak saya berumur enam bulan saya baru tahu. Hanya ketemu satu hari, saya pergi lagi," ujar Gatot Nurmantyo.

Oleh karena itu, dirinya berjanji pada diri sendiri bahwa setelah dirinya pensiun, dirinya ingin memberikan seluruh perhatiannya pada keluarga, tak hanya kepada anak dan istri tapi juga kepada cucu.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Disahkan, Sofyan Djalil 'Bongkar' 5 Klaster Tata Ruang dalam Penyusunan PP

Namun, dirinya kembali merenung dan menyadari bahwa Allah SWT telah memberikan banyak kenikmatan kepadanya.

"Makanya saya diam, tapi dalam perenungan saya, saya melihat bahwa Allah SWT memberikan begitu banyak kepada saya, baik pangkat, jabatan, dan lain sebagainya. Akhirnya saya merenung untuk apa ini," ucap Gatot Nurmantyo.

Saat perenungan itulah, Gatot Nurmantyo menemukan hal-hal yang menggelitik dirinya dan teringat kembali akan sumpahnya dulu sebagai anggota TNI.

"Pada saat itu RUU HIP dan kondisi bangsa yang sedang dialami oleh dua hal yang sangat sensitif dan penuh perhatian, yaitu Covid-19 dan ekonomi. Di situlah saya teringat bahwa saya pernah bersumpah dan teman-teman saya juga pernah semuanya," ucap Gatot Nurmantyo.

Baca Juga: Desakan Pulang Raja dari Jerman Menggema, Petisi Change.org Diblokir Pemerintah Thailand

Sumpah tersebut yakni setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) beserta Pancasila yang berdasar pada UUD 1945.

"Dan itu sumpahnya kepada pribadi, bukan Letnan Gatot, tapi pribadi. Itulah yang meyebabkan saya ternyata masih punya utang ke negara, kepada sumpahnya juga terhadap Allah SWT," ujar Gatot Nurmantyo.

Oleh karena itu, dirinya memutuskan untuk berdiskusi bersama beberapa tokoh nasional, salah satunya yaitu Din Syamsuddin, agar ada sebuah organisasi yang bisa menyuarakan hati nurani rakyat.

"Akhirnya kita harus menyuarakan ini, ada organisasi yang menyuarakan ini, agar suara ini didengar. Itulah latar belakang lahirnya KAMI," ucap Gatot Nurmantyo.

Baca Juga: Oknum Brigjen Diduga Terlibat Kasus LGBT, Mabes Polri Berikan Penjelasan

Karni Ilyas lantas bertanya tentang faktor pendorong KAMI yang sebelumnya telah menyampaikan 8 tuntutan kepada Pemerintah Indonesia, yang menyangkut banyak aspek, dari aspek ekonomi hingga politik.

Gatot Nurmantyo menjawab, bahwa sebetulnya KAMI lahir setelah melewati masa tiga bulan berdiskusi.

Dirinya dan juga rekan-rekan KAMI akhirnya menyadari bahwa tujuan utama dibentuk KAMI adalah untuk menyuarakan hati nurani rakyat.

"KAMI itu lahir setelah tiga bulan kita diskusi dengan kelompok-kelompok. Kemudian yang intinya bahwa tuntutan yang ingin kami sampaikan itu adalah suara hati nurani rakyat, apa yang benar-benar dirasakan oleh rakyat," kata Gatot Nurmantyo.

Baca Juga: Mereka yang Tak Sabar Gunakan Jalan TMMD Reguler Brebes untuk Balap Sepeda 

Gatot Nurmantyo juga mengungkapakan bahwa sebelum menyampaikan suatu kritik kepada pemerintah, pihaknya terlebih dahulu mendiskusikan permasalahan tersebut.

"Jadi semua tuntutan-tuntutan yang ada itu adalah kami belajar masalah, kemudian kita diskusikan dengan data-data yang ada dan memang seperti adanya ini. Menyuarakan suara hati nurani rakyat," ujar Gatot Nurmantyo.

Meski banyak yang menilai KAMI sebagai gerakan oposisi, tapi Gatot Nurmantyo meyakinkan bahwa KAMI bukan gerakan oposisi, melainkan gerakan moral.

"Oposisi atau tidak tergantung orang memandang KAMI. KAMI menyampaikan pendapat ini, baik secara tertulis maupun secara suara. KAMI berikan kepada pemerintah, lalu KAMI minta solusi-solusi yang harus dilakukan. Jadi KAMI ini adalah gerakan moral. Jadi KAMI tidak diposisikan sebagai oposisi," kata Gatot Nurmantyo.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x