Bahkan, begitu berbahayanya BBM RON rendah, hingga pengguna mobil pribadi ber-AC dengan kaca tertutup pun tak luput dari ancaman polusi di jalanan.
"Masih bisa masuk ke dalam mobil. Ada partikel tertentu yang tetap masih bisa masuk ke dalam kendaraan," ujar Dwi Sawung.
Baca Juga: Hadirkan Musisi Ternama di Virtual Prambanan Jazz 2020, Wishnutama Beri Apresiasi
Dia menyatakan bahwa tidak hanya lingkungan dan kesehatan, BBM RON rendah juga berdampak buruk terhadap sisi ekonomi.
Misalnya kerugian akibat penurunan kualitas udara dan gangguan kesehatan, memiliki kompensasi biaya yang sangat mahal.
"Betapa besar kerugian ekonomi akibat penurunan kecerdasan anak-anak, dan juga gangguan kesehatan terhadap masyarakat," kata Dwi Sawung.
Baca Juga: Mandirikan Penyandang Disabilitas Lewat Terapi Seni, Kemensos 'Ubah' Balai Rehabilitasi Miliknya
Dampak buruk tersebut, karena sektor transportasi memang menjadi penyumbang yang cukup signifikan terhadap polusi udara.
Sekitar 40 persen total emisi, merupakan kontribusi dari sektor tersebut. Dampak buruk pun semakin dirasakan di berbagai kota besar, seperti Jakarta.
"Dengan BBM RON rendah, tentu polusi makin tinggi. Ada sulfur dan juga hidrokarbon yang jauh lebih banyak dibandingkan BBM RON tinggi," ucap Dwi Sawung.