Krisis Kepercayaan Pemakaman Jenazah Covid, Muhammadiyah Minta Pihak Keluarga Dilibatkan

- 3 November 2020, 13:04 WIB
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19.
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19. /ANTARA/

PR BEKASI – Salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, muhammadiyah meminta pengurusan jenazah Covid-19 yang menerapkan prosedur ketat agar melibatkan keluarga dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan mengatakan hal itu dapat dilakukan agar masyarakat percaya bahwa tim medis penanganan jenazah Covid-19 meprelakukan jenazah keluarganya dengan benar.

Budi Setiawan mengatakan masyarakat dapat dilibatkan pada saat menshalatkan dan menyiapkan liang kubur bagi jenazah.

Baca Juga: Rawan Kerusuhan dan Penularan Covid-19, KJRI Minta WNI Tetap di Rumah Saat Pilpres AS

"Libatkan masyarakat dalam proses pengurusan jenazah, bisa saat menshalatkan atau melibatkan mereka saat menyiapkan liang kuburnya," kata Budi kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2020, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Ia mengatakan terdapat krisis kepercayaan masyarakat kepada tim medis terkait penanganan jenazah Covid-19 sehingga pelibatan keluarga menjadi penting.

Seperti diketahui, marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia insiden pengambilan jenazah secara paksa atau pembongkaran makam karena ada ketidakpercayaan masyarakat terhadap pengurusan jenazah Covid-19.

Baca Juga: Sebut DPR Tak Sadar Sedang Wakili Rakyat, Akbar: Sepertinya Refly Harun Sudah Tidak Percaya Mereka?

Dari insiden pengambilan jenazah secara paksa tersebut ada beberapa yang menjadi klaster penularan Covid-19.

Menurut dia, ketidakpercayaan masyarakat kepada tim medis dalam pengurusan jenazah bisa dimaklumi hal ini mengingat terutama bagi masyarakat Muslim yang meragukan kelayakan pengurusan jenazah yang dilakukan tim medis.

"Banyak masyarakat itu ragu, apakah jenazah keluarganya sudah dipenuhi hak-haknya sebagai jenazah dan apakah sudah sesuai belum dengan syariah 'tajhizul jenazah' (pengurusan jenazah)," katanya.

Baca Juga: Pelayanan SIM Keliling Kota Bekasi pada November, Simak Jadwal, Lokasi, Persyaratan dan Harganya

Budi Setiawan mengatakan terlibatnya pihak keluarga dalam proses pengurusan jenazah dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tim medis.

Ia mengatakan keikutsertaan keluarga dalam proses pengurusan jenazah adalah hak yang juga harus dipenuhi asalkan tetap memenuhi standar protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.

"Keluarga boleh melihat jenazah dengan jarak minimal tiga meter dengan catatan tidak menyentuh secara langsung," katanya.

Baca Juga: Para Politisi Diduga Mainkan Impor Holtikultura, Fadli Zon: Bentuk Pengkhianatan terhadap Petani

Agar keterlibatan masyarakat dalam pengurusan jenazah tidak menjadi klaster baru penularan Covid-19, kata dia, hendaknya ada komunikasi dan sosialisasi yang dibangun sebaik mungkin dan mendetail kepada keluarga korban.

Budi Setiawan juga mendorong diadakannya pelatihan pengurusan jenazah sesuai dengan syariat Islam yang disesuaikan dengan Fatwa MUI untuk para relawan tersebut.

Dengan begitu, proses "tajhizul jenazah" bagi korban meninggal Covid-19 bisa terpenuhi hak-haknya sebagai jenazah.

Baca Juga: Buka Acara Milenialnya DPR, Puan Maharani: 25 Tahun Lagi Kalian Akan Ambil Keputusan Penting Negara

Selain itu, masyarakat khususnya keluarga dari jenazah pun dapat lebih mempercayai kinerja tim medis dalam mengurus jenazah Covid-19 setelah melihat langsung prosesnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah