Sindir Anies Baswedan dan PKS yang Sowan ke Habib Rizieq, Politisi PSI: Ada Udang di Balik Batu

- 22 November 2020, 06:47 WIB
Anies Baswedan saat bertemu dengan Habib Rizieq di kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat.
Anies Baswedan saat bertemu dengan Habib Rizieq di kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat. /Twitter @teukuzulkarnain.id

PR BEKASI - Setibanya di Indonesia pada 10 November 2020, kediaman Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq telah  didatangi sejumlah tokoh politik. Salah satu tokoh tersebut adalah Anies Baswedan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan langsung mengunjungi kediaman Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Selasa, 10 November 2020.

Anies Baswedan melakukan kunjungan pada malam hari, tepat di hari kepulangan Habib Rizieq Shihab.

Baca Juga: Gawat Ibu-ibu! Bawang Putih Berpotensi Naik Tahun 2021, Peneliti: Diprediksi Ada Fluktuasi Harga

Berdasarkan informasi, kunjungan itu dipercepat dari jadwal sebelumnya yang sebelumnya akan dilakukan pada Rabu, 11 November 2020 pada waktu subuh.

Selain Anies, beberapa tokoh petinggi Partai Keadilan Sosial (PKS) juga melakukan kunjungan ke kediaman Habib Rizieq pada keesokan harinya, Rabu 11 November 2020. 

Tokoh-tokoh tersebut antara lain Presiden Ahmad Syaikhu, Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Alhabsyi, dan sejumlah petinggi PKS lainnya.

Menyoroti fenomena sejumlah tokoh politik mendatangi Imam Besar FPI tersebut, Mohamad Guntur Romli, politisi Fraksi Partai Solidaritas Indonesia, menilai bahwa ada udang di balik batu.

Baca Juga: Kronologi Meninggalnya Ricky Yakobi Saat Bermain Bola Pagi Tadi, Sempat Rayakan Selebrasi Gol

Menurut Guntur, kedatangan sejumlah tokoh politik tersebut bersifat pamrih yakni dukungan politik.

"Banyak yg tertipu oleh kerumunan Rizieq FPI khususnya 'politisi kelekatu' sprt melihat cahaya, sbnrnya mrk datang bukan krn hormat, tapi ada pamrih, kerumunan dianggap ceruk suara & dukungan politik," kata Guntur Romli dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 21 November 2020.

Guntur juga menambahkan, dukungan politik oleh FPI tidak pernah efektif sepanjang sejarah kecuali pada Pilkada 2017.

Menurutnya, dukungan politik FPI pada Pilkada 2017 sarat dengan isu SARA. Kala itu, ada insiden ketika Ahok menyinggung masalah ayat Alquran.

Baca Juga: Penurunan Baliho Habib Rizieq Lukai Sapta Marga, Fahri Hamzah: TNI Harus Berada di Luar Politik

"Padahal FPI tidak pernah efektif unt dukungan politik dukungan FPI ke Capres sejak 2004 kalah terus, mrk baru menang di Pilkada DKI 2017 saja, krn mainin isu SARA. Berkoalisi dgn FPI artinya berkoalisi dgn ujaran kebencian berbasis SARA. Ini bahaya unt masa depan Indonesia," ujar Guntur Romli.

Kasus kerumunan massa di kediaman Habib Rizieq pun terus bergulir dan sejumlah pihak sedang diperiksa oleh kepolisian.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x