Berawal dari Temannya yang Idap Gangguan Mental, Pelajar di Bandung Ciptakan Aplikasi Anti Depresi

11 Desember 2020, 15:28 WIB
Pelajar di SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, berhasil menciptakan aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi yang diberi nama Plong. Aplikasi tersebut dibuat oleh Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa dan mejadi pembuktian inovasi pelajar di Jabar ditengah pandemi COVID-19. /Dok Humas Disdik Jabar

PR BEKASI – Meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19 seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) membuktikan dapat menciptakan sebuah inovasi terbaru.

Pelajar tersebut menciptakan sebuah aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengurangi risiko depresi yang diberi nama Plong.

Mereka adalah Farhan Mandito Wirarachman dan Ananda Safira Choirunissa siswa SMA Negeri 1 Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Baca Juga: Cek Fakta: Baru di Era Jokowi, Keturunan Tionghoa Dikabarkan Boleh Jadi Polisi

Aplikasi Plong juga berhasil mengantarkan Farhan dan Ananda meraih medali perak dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) Tahun 2020 di bidang game dan aplikasi.

Ananda Safira mengatakan, aplikasi tersebut hadir setelah melihat salah satu teman sekolahnya yang mengidap gangguan mental sehingga sulit untuk melakukan komunikasi.

Hal tersebut yang mendorong dirinya dan Farhan untuk berinovasi di dunia teknologi dengan menghadirkan aplikasi Plong.

Baca Juga: Masih di Bawah Umur, Pelaku Mutilasi di Bekasi Akan Didampingi KPAD Jalani Proses Penyelidikan

"Awalnya itu, Plong terinspirasi pada temannya, founder kami ada yang mengidap gangguan mental. Kami memunculkan solusi dengan adanya aplikasi Plong, aplikasi kesehatan mental berbasis android dan ios," ujar Ananda, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Jumat, 11 Desember 2020.

Ananda mengaku awalnya kesulitan untuk membuat aplikasi tersebut di tengah pandemi COVID-19 yang memaksa mereka harus melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring karena mereka sulit untuk bertemu dan saling bertukar pikiran terkait gagasan inovasi tersebut.

"Itu karena kami membuatnya di tengah pandemi, sulit untuk komunikasi, sulit untuk menyatukan pemikiran. Tapi setelah ada kelonggaran, kita bertemu dan bertukar pikiran, tapi tentu kita juga terapkan protokol kesehatan," kata dia.

Baca Juga: Tegas! Janji Tindak Ormas Perusak, Fadli Imran: Tidak Boleh ada yang Tempatkan diri di Atas Negara

Pembuatan aplikasi tersebut, kata Ananda, membutuhkan waktu sekitar tiga bulan, mulai dari membuat konsep hingga menerjemahkannya ke visual sejak Juli 2020. Kini aplikasi tersebut telah memasuki tahap penyempurnaan untuk bisa digunakan masyarakat menggunakan android.

"Dan di sinilah aplikasi Plong diharapkan bisa menangani mereka yang gangguan mental dengan cara efektif karena menggunakan HP jadi bisa diakses dimana pun dan kapan pun," katanya.

Aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur diantaranya mulai dari konseling, meditasi, relaksasi, jurnal bersyukur serta artikel kesehatan mental.

Baca Juga: Hasil Penelitian Terbaru Ilmuwan Inggris: Sakit Mata Bisa Jadi Indikator Terinfeksi Covid-19

Bahkan pihak sekolah yang memberikan dukungan penuh atas karya pelajar tersebut melakukan kerjasama dengan tenaga medis dari Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler