Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Penyakit Hati yang Harus Dihindari Seorang Muslim

17 Juni 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi menjaga hati. Berikut Khutbah Jumat mengenai penyakit hati yang harus dihindari seorang Muslim. /Pexels/RODNAE Productions

PR BEKASI - Teks Khutbah Jumat terbaru mengenai penyakit hati yang harus dihindari seorang Muslim.

Salah satu rukun salat Jumat yang wajib dilaksanakan bagi setiap umat Islam adalah Khutbah Jumat.

Khutbah Jumat biasanya membahas soal isu-isu yang erat kaitannya dengan keadaan umat Islam saat ini.

Para jamaah salat Jumat pun diharapkan bisa mengamalkan apa yang disampaikan pada Khutbah Jumat tersebut.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Lima Perbuatan yang Halangi Terkabulnya Doa

Teks Khutbah Jumat kali ini diambil dari Kitab Imam Al Ghazali Ihya Ulumuddin dan Kitab Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad Nashoih Diniyyah.

Mari simak Khutbah Jumat mengenai penyakit hati yang harus dihindari seorang Muslim, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Hilyah, Jumat, 18 Juni 2021.

Khutbah Jumat singkat, penyakit hati yang harus dihindari seorang Muslim

Di Mimbar yang mulia ini, khotib mewasiatkan untuk diri pribadi dan kaum muslimin umumnya, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena telah memberikan kita perintah untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya takwa hingga akhir hayat kita.

Baca Juga: Video Viral Pria Tak Dikenal Coba Serang Imam Masjidil Haram saat Khutbah Jumat, Ternyata Begini Kronologinya

Allah berfirman : Wahai orang orang yang beriman, bertakwalah kalian dengan sebenar benarnya taqwa, janganlah kalian meninggal kecuali kalian dalam keadaan Muslim.

Di antara keutamaan takwa juga, Allah memberikan anugerah berupa rezeki yang tidak terduga serta kemudahan dalam segala urusan kita.

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak terduga.

Nabi Muhammad SAW bersabda : Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad ada gumpalan daging, jika segumpal daging tersebut baik, maka seluruh jasad pun akan baik. Jika daging itu buruk maka seluruh jasad pun akan buruk, ketahuilah daging tersebut adalah hati.

Baca Juga: Pria Terobos Mimbar Imam di Masjidil Haram saat Khutbah Jumat, Begini Nasibnya Sekarang

Hati jika kita jaga, kita rawat, kita berikan nasihat-nasihat ilmu agama, kita berikan asupan asupan pengetahuan ilmu agama, kita berikan bimbingan dan binaan untuk mengobati hati kita, maka hati kita akan terjaga dan hidup kita penuh dalam naungan ridha Allah SWT.

Namun sebaliknya jika hati kita dibiarkan ternoda dengan segala penyakit hati, tanpa ada penyembuhan, tanpa ada pembinaan untuk hati kita. Maka seiring waktu, lambat laun penyakit hati itu semakin membesar, penyakit hati itu akan semakin akut dan sulit untuk disembuhkan.

Di antara penyakit penyakit hati itu ialah kebencian atau dalam bahasa arab disebut dengan Hiqd.

Kebencian mungkin pada awalnya tidaklah berupa kebencian seutuhnya, ia hanyalah sekelumit perasaan marah.

Baca Juga: Seorang Pria Tak Dikenal Coba Masuki Mimbar Khutbah Jumat di Masjidil Haram Akhirnya Ditangkap Petugas

Namun perasaan marah itu dipendam dan terus dipendam layaknya kobaran api yang kecil yang kemudian membesar tanpa bisa dibendung lagi dan kobaran api yang membesar itu itu mulai betah tinggal di hati.

Kemarahan itu pun berubah menjadi kebencian, begitulah Imam Ghozali menjelaskan bagaimana awal mula asal-usul kebencian itu.

Adapun makna kebencian itu adalah ketika hati sudah terbiasa untuk merasa berat, untuk enggan akrab, hingga kemudian benci terhadap sesuatu dan perasaan itu terus menerus ada dan menetap di hati kita .

Imam Ghazali berucap bahwa kebencian merupakan buah dari kemarahan. Imam Al Ghazali kemudian menjelaskan bahwa kebencian itu akan membuahkan delapan perkara.

Baca Juga: Kemenag Libatkan Ulama dan Akademisi untuk Khutbah Jumat, Fadli Zon: Akan Timbulkan Kegaduhan Baru

Pertama terlahirnya sifat hasud, yang dimaksud dengan hasud ialah ketika kamu berkeinginan untuk menghilangkan kenikmatan yang ada kepada saudara Muslim dan bahagia ketika saudara Muslim terkena musibah. Hasud merupakan sifat dari orang-orang munafik.

Kedua, sifat kebencian akan membuahkan rasa hasud yang akan terus berkembang di hati sehingga akan berakhir menjadi sifat.

Hasud dan iri dengki itu menjadi watak yang tentunya akan merugikan diri sendiri, baik di dunia berupa kehidupan yang tidak tenang dan di akhirat berupa murka dan siksa Allah SWT.

Ketiga, sifat benci akan membuat renggangnya persaudaraan sesama Muslim dan akan terlahir sikap untuk menjauhi dan memusuhi sesama Muslim.

Baca Juga: Kemenag Siap Terbitkan Naskah Khutbah Jumat, Fadli Zon: Mau Disesuaikan Selera?

Yang keempat, sifat benci akan membuat seseorang memandang saudara Muslim lain lebih rendah, akan selalu memandangnya dengan penuh tatapan merendahkan dan merasa dirinya selalu lebih dari orang lain.

Kelima, sifat benci akan membuat seseorang berani membicarakan hal yang tidak sepantasnya, berupa dusta atau ghibah dan menyebarkan keburukan karena membeberkan aib-aib saudara Muslim.

Yang keenam, sifat benci akan membuat seseorang berbicara dan berucap sesuatu sebagai bentuk penghinaan dan ejekan, bahkan ia akan mulai berani melukai hati saudaranya sesama muslim dengan lisannya.

Lidah memang tidak bertulang namun perannya bisa melukai hati, menyayat hati layaknya tajamnya pedang.

Baca Juga: Libatkan Ulama dan Akademisi, Kemenag Siap Terbitkan Naskah Khutbah Jumat Bermutu

Ketujuh, setelah kebencian membuatmu berani berbicara di belakang sesama saudara muslim dengan ragam ghibah dan fitnah, setelah kebencian membuatmu berani untuk melukai dengan lisanmu.

Maka selanjutnya kebencian akan membuatmu mulai mengambil langkah kepada kekerasan fisik, kebencian akan mengajak untuk mulai menyakiti badan dan menyerang fisiknya.

Yang kedelapan, kebencian akan mulai mengabaikan hak orang lain, tidak akan membayar hutang orang lain, dan berani memutuskan tali silaturahmi. Semuanya itu tidak diperkenankan dalam agama

Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda bahwa sifat hasud akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.

Baca Juga: Populasi Muslim Semakin Meningkat, Jumlah Masjid dan Jemaah Salat Jumat di AS Terus Bertambah di 2020

Ketika sifat hasud membatu di hati hingga menjadi watak maka akan sulit disembuhkan

Setiap permusuhan pasti bisa diharapkan untuk berbaikan dan adanya kasih sayang, kecuali musuh yang memusuhimu karena hasud.

Sesungguhnya kehidupan orang yang hasud itu tidak akan tenang di dunia, karena dia sibuk dengan kebusukan hatinya yang menguras energinya dan akan Allah balas di akhirat.

Maka sifat hasud memiliki kerugian baik itu di dunia maupun di akhirat. Di dunia berupa ketidaktenangan batin dan di akhirat berupa murka Allah SWT.

Maka di antara cara agar membersihkan diri kita dari sifat benci dan hasud, kita harus belajar untuk ikut serta bahagia ketika saudara mukmin kita bahagia, kita harus merendahkan diri kita, kita harus memiliki sifat tawadhu, kita harus menahan ego kita, kita harus mengekang kesombongan dan keangkuhan kita, kita menyadari segala sesuatu kenikmatan Allah yang berikan.

Baca Juga: Arab Saudi Buat Kebijakan Baru, Izinkan Pengeras Suara Eksternal Masjid Saat Pelaksanaan Salat Jumat

Mengapa kita harus hasud dan iri dengki, padahal kita tinggal minta kepada Allah dan Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita.

Adapun jika kita yang selama ini ini merasa dihasud dan diganggu oleh orang lain, maka bersabarlah karena setiap orang yang memiliki nikmat pasti akan ada yang menghasud. Itu sudah merupakan garis kehidupan.

Semoga kita semua terhindar jauh dari sifat hasud dan semoga kita bisa selalu berbuat baik kepada orang lain bahkan kepada orang yang membenci dan menghasud kita.

Semoga Allah berikan taufiq dan hidayah kepada kita semua dalam menjalani perintahnya dan menjauhi larangannya, semoga Allah mengangkat musibah pandemi wabah Covid 19 ini sehingga kita bisa beraktifitas dengan baik dalam keadaan normal.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler