PR BEKASI – Terletak di bawah permukaan Samudra Pasifik, ilmuwan menemukan bakteri laut dalam yang tidak terdeteksi oleh sistem kekebalan Manusia.
Penemuan ini mungkin baru saja menghilangkan salah satu asumsi paling lama yang dipegang oleh imunologi.
Bakteri itu dilaporkan begitu asing bagi manusia.
Sehingga sel-sel kekebalan tubuh manusia bahkan tidak mengenali keberadaan bakteri tersebut.
Membuat bakteri tersebut benar-benar tidak terlihat oleh sistem kekebalan tubuh.
Hal ini diketahui bertentangan dengan salah satu prinsip klasik imunologi yang menyatakan bahwa sistem kekebalan manusia berevolusi untuk dapat mendeteksi setiap mikroba sehingga dapat menangkap mikroba yang menular.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tegaskan Pentingnya Data dalam Menangani Covid-19: Urusan Pandemi Harus Berbasis Ilmiah
Baca Juga: Survei Charta Politika: Prabowo Subianto Paling Unggul, Kalahkan Ganjar dan Anies
Jonathan Kagan, Ahli imunologi di Rumah Sakit Anak Boston dan salah satu pemimpin studi mengatakan kepada Live Science bahwa sistem imun akan menyingkirkan ancaman.
"Ide lama menyebutkan bahwa sistem kekebalan adalah generalis,” kata Kagan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Live Science pada Senin, 29 Maret 2021.
“Tidak peduli apakah ada ancaman atau tidak, imun akan menyingkirkannya, tapi tidak ada yang benar-benar menekan asumsi itu sampai sekarang," sambungnya.
Para ilmuwan lantas melakukan uji coba di sebuah tempat yang jauh di tengah Samudra Pasifik, di Kawasan Lindung Kepulauan Phoenix di Kiribati, 1.650 mil barat daya Hawai.
Baca Juga: GP Ansor Sebut Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Tindakan Biadab
Setelah mengidentifikasi ciri-ciri bakteri, para peneliti memperkenalkan 50 strain ke tikus dan sel kekebalan manusia.
Yang mengejutkan, mereka menemukan bahwa 80 persen mikroba, sebagian besar dari genus Moritella, lolos dari deteksi.
Reseptor pada sel kekebalan sumsum tulang mamalia yang digunakan dalam penelitian tidak mampu melihatnya.
"Benar-benar mengejutkan," kata Kagan.
Terlepas dari kemampuannya yang menyeramkan untuk menghindari deteksi, para peneliti mengatakan bahwa bakteri laut dalam tidak menimbulkan risiko menginfeksi manusia.
Hal itu diungkap oleh Ahli Ekologi Kelautan, Universitas Boston, Randi Rotjan.
“Pertama, mereka belum berevolusi untuk menghindari sistem kekebalan mamalia, jadi jika ada patogenisitas apapun itu akan terjadi secara tidak sengaja,” kata Rotjan.
"Alasan kedua mengapa sangat tidak mungkin adalah karena suhu, tekanan, dan lingkungan kimiawi di dalam tubuh kita sangat berbeda dengan apa yang Anda temukan di dasar lautan. Bakteri ini tidak akan bertahan selama lebih dari beberapa menit di luar habitat normalnya." sambungnya.
Sekarang para peneliti telah meletakkan dasar ilmu pengetahuan untuk bagaimana bakteri asing ini berinteraksi dengan sistem kekebalan manusia.
Mereka berencana untuk menerapkan pengetahuan ini untuk membantu mengembangkan imunoterapi yang lebih baik.***