Akibatnya, resiko pengurangan masa hidup satelit LAPAN A4 dan gangguan operasional satelit juga dapat terjadi.
Namun, dampak pastinya akan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar dan seberapa sering aktivitas ekstrim di Matahari terjadi.
Namun sayangnya, prakiraan peristiwa flare atau lontaran massa korona di Matahari belum dapat dilakukan secara jangka panjang.
Oleh sebab itu, pengamatan Matahari dan kondisi cuaca antariksa perlu dilakukan secara kontinu untuk mengantisipasi timbulnya dampak buruk terhadap satelit milik Indonesia yang mengorbit Bumi, seperti LAPAN A4.
Sebagai informasi bahwa siklus Matahari yaitu siklus sebelas tahun sekali ketika jumlah bintik matahari bervariasi. Pada periode teraktif, atau solar maximum, jumlah bintik Matahari lebih sampai puncaknya.
Sementara pada periode dengan cara rendah, atau solar minimum, jumlah bintik Matahari menjadi kurang sampai titik terendahnya.
Diketahui periode solar Maximum terakhir berlangsung pada tahun 2001.
Siklus Matahari tidak selalu persis sebelas tahun sekali, siklus ini bisa muncul paling cepat dalam 9 tahun, dan paling lambat dalam 14 tahun. Siklus ini pertama kali ditemukan oleh Heinrich Schwabe pada tahun 1843.***